JABAR EKSPRES – PT Jaswita Jabar nampaknya tak mau disalahkan secara menyeluruh terkait pembongkaran proyek wahana wisata di Puncak Bogor. Pihaknya bakal mengevaluasi PT Jaswita Lestari Jaya (JLJ), anak usaha yang mengelola wisata Hibisc Fantasy Puncak itu.
Direktur PT Jaswita Jabar Wahyu Nugroho mengungkapkan, pembangunan Hibisc Fantasy Puncak adalah kerja sama anak perusahaannya. Yakni PT JLJ dengan PTPN VIII dan mitra sekaligus operator. “Kami akan minta JLJ mengevaluasi menyeluruh terkait Hibisc itu,” terangnya, Jumat (7/3).
Wahyu melanjutkan, evaluasi itu termasuk menentukan langkah lanjutan dari proyek yang ada di Puncak Bogor tersebut.
Baca Juga:Dugaan Markup Rp2,45 M di Proyek Puskesmas DTP Cimanggung, Kejari Sumedang Diminta KerjasamaWarga Tagih Janji Pemkot Terkait Penyelesaian Banjir Bandung Timur
“Langkahnya harus sesuai dengan arahan Pak Gubernur. Menjaga fungsi kawasan puncak sebagai resapan air,” tuturnya.
Wahyu menegaskan, PT Jaswita Jabar sebagai BUMD akan mengikuti kebijakan dari Pak Gubernur. “Memang selayaknya dilakukan pembongkaran untuk bangunan yang tidak berizin,” imbuhnya.
Bianglala Tak Kunjung Dibongkar Karena Biaya Mahal
Menurut Wahyu, pertengahan 2024 lalu PT Jaswita Jabar pernah meminta JLJ untuk membongkar wahana yang tidak berizin. Salah satunya bianglala. Itu sesuai dengan hasil rapat dengan Pemkab Bogor.
Namun permintaan itu belum ditindak lanjuti sampai saat ini. “Alasannya karena kerumitan dan besarnya biaya pembongkaran. Tapi JLJ tidak mengoperasikan wahana yang tak berizin itu,” imbuhnya.
Gubernur Jabar juga telah memberi arahan agar PT Jaswita Jabar untuk mengevaluasi menyeluruh terhadap PT JLJ. “Kami diarahkan agar mengembangkan dan mengelola pariwisata yang ramah lingkungan,” katanya.
Masih kata Wahyu, PT JLJ dan mitranya telah melaksanakan tanggung jawab sosialnya atas bencana banjir yang menerjang Bogor. “Setahu saya sudah. tapi detailnya akan kami bahas dengan JLJ,” tutupnya.(son)
