Menjadi anggota AHS mempermudah sugeng untuk mendapatkan pasokan sekaligus memberikan nilai tambah. Sebagai mitra setia, Sugeng juga pernah diajak AQUA bertamasya ke Korea Selatan dan Turki dalam kesempatan berbeda. Hal ini didapatkan karena Sugeng selalu mencapai target sebagai mitra AQUA.
Sugeng akhirnya bisa menggapai mimpi menapaki tanah suci pada awal tahun 2000an. Kerja kerasnya itu mengantarkan Sugeng menyaksikan langsung Ka’bah yang menjadi kiblat umat muslim. Sumini kemudian menyusul bertamu ke tanah suci pada 2005 lalu.
Kesuksesan sebagai pedagang tidak membuat Sugeng dan Sumini lupa diri. Sugeng juga dikenal aktif dalam kegiatan sosial lingkungan dan masjid. Dia tidak segan-segan memasok persediaan air minum masjid dengan dagangan miliknya.
Baca Juga:Jelang Puasa, Rumah Yatim Gelar Munggahan Keluarga dan Luncurkan Aplikasi untuk DonaturMenyambut Ramadan dengan Kebaikan, Rumah Yatim Gelar Layanan Sosial dan Edukasi ZIS
Sayangnya, Sugeng tidak berumur panjang. Yang Maha Kuasa memanggil Sugeng pada 2022 lalu. Sepeninggalan Sugeng, Sumini mau tidak mau harus melanjutkan bisnis yang mereka bangun bersama. Kini dalam sebulan, toko yang telah dibina Sugeng dan Sumini mampu meraih omset puluhan juta dalam sebulan.
“Apa yang sudah kami bangun dan perjuangkan semoga bisa menginspirasi orang lain agar tidak cepat menyerah dalam berbisnis. Karena setiap langkah pasti ada saja masalahnya tapi pasti diikuti solusinya,” kata Sumini lagi.
Kesempatan serupa akhirnya juga menghampiri Sholeh (66 tahun), mitra AHS yang memang memulai usahanya dari nol. Jatuh bangun usaha mereka akhirnya terbayarkan saat menjejakkan kaki di tanah suci. Dengan penuh kenangan haru dan suka, Sholeh mengungkapkan kisahnya menuju tanah suci.
“Tidak mudah untuk saya bisa berangkat ke Mekkah,” kata Sholeh mengawali cerita di dalam gudang miliknya di kawasan Gandul, Depok.
Pundi-pundi rupiah ia pupuk penuh perjuangan sedikit demi sedikit. Upaya Sholeh meraih salah satu mimpinya itu dilakukan mulai tahun 1980 saat pertama kali datang ke Jakarta. Saat itu, dia bekerja serabutan sebelum akhirnya memantapkan niat menjadi pedagang.
“Dengan sedikit modal saya mencoba untuk membuka warung kecil di pinggir jalan,” kata Sholeh saat akan memulai usahanya.
Sholeh memulai dagangannya dengan menjual air mineral di Blok M. Salah satu produk yang dijajakannya adalah aqua gelas yang merupakan pelopor air mineral dalam kemasan (AMDK) di Indonesia. Sholeh memulai usaha dengan membuka warung kelontong. Perlahan tapi pasti usaha binaannya terus tumbuh.
