JABAR EKSPRES – Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Tekstil (BBSPJIT) Bandung sebut gempuran barang import menjadi tantangan bagi kondisi industri di dalam negeri.
Kepala BBSPJIT Bandung, Cahyadi mengatakan, cara satu-satunya agar industri tekstil dalam negeri mampu bertahan dan bersaing, yakni dengan upaya memproduksi secara efektif serta efisien.
“Satu-satunya cara adalah seperti itu. Efektif secara produksinya maupun hasil produknya. Efisien tentunya cost-cost yang tidak perlu agar diminimalisir,” katanya saat ditemui Jabar Ekspres di PT Kahatex, Sumedang pada Selasa (25/2).
Baca Juga:Aplikasi Bermanfaat untuk Mengisi Waktu Menunggu Berbuka PuasaFilm Setetes Embun Cinta Niyala Siap Tayang di Netflix, Catat Tanggalnya!
Menurut Cahyadi, dengan meminimalisir cost yang tidak diperlukan dalam proses produksi, dapat menghemat ongkos yang bisa berdampak terhadap harga produk.
“Sehingga harga dan produk yang ditawarkan juga mampu bersaing dengan produk luar negeri,” bebernya.
“Itu yang kita Kementerian Perindustrian terus dorong terhadap peraturan, untuk bisa memenuhi kebutuhan industri,” lanjut Cahyadi.
Dia menerangkan, produk dalam negeri dinilai mampu bersaing dengan luar negeri, salah satu contohnya beberapa industri tekstil mengeksport hasil produk ke luar negeri.
“Seperti PT Kahatex ini barangnya dieksport ke luar negeri. Itu artinya diterima dan mampu bersaing di pasar global,” terang Cahyadi.
Dia memaparkan, kalau pasar domestik mungkin bersaing secara tidak sehat dari barang import yang ilegal hingga banting harga dengan sedemikian rupa.
Akan tetapi, Cahyadi menambahkan, apabila melihat industri raksasa seperti PT Kahatex, dinilai bahwa pasar global masih sangat terbuka di luar negeri.
Baca Juga:Pemprov Jabar Bakal Bantu Anggaran PSU TasikmalayaTransformasi Sampah Menjadi Solusi: Mahasiswa Politeknik Negeri Medan Luncurkan Program GreenCircle, Bank Sampah Digital untuk Dukung SDGs 11
“Ini mampu diterima dengan baik. Artinya produk PT Kahatex (percontohan produk dalam negeri), selain efisien, harga masuk, kualitas produk juga diterima dengan baik,” paparnya.
Cahyadi mengampaikan, selain dari efisiensi dan efektifnya produksi, persyaratan-persyaratan standarisasi perlu ditempuh, guna memenuhi kepuasan konsumen skala internasional.
“Salah satunya persyaratan seperti SMU (sistem manajemen mutu) SNI ISO 90001:2015, kemudian SML (sistem manajemen lingkungan) SNI ISO 140001:2015 dan SNI Produk itu menjadi syarat dan langkah awal untuk bersaing (di pasar global),” imbuhnya.
“Kami Balai Besar Tekstil (BBSPJIT) siap memberikan support (bagi industri) untuk ke depan mampu bersaing (di pasar global),” pungkas Cahyadi. (Bas)