JABAR EKSPRES – Belakangan ini, aplikasi penghasil uang DBC kembali ramai jadi perbincangan di media sosial. Banyak penggunanya yang masih aktif mempromosikan aplikasi ini, tetapi di sisi lain, mulai muncul tanda-tanda ketidakstabilan. Beberapa pengguna bahkan mengaku telah mendapatkan peringatan mengenai kemungkinan aplikasi ini akan segera kolaps.
Saat ini, tampaknya ada dua kubu di kalangan pengguna DBC. Di satu sisi, ada yang masih optimis dan terus membagikan promosi seolah-olah aplikasi ini adalah jalan pintas menuju kekayaan. Di sisi lain, ada juga yang mulai sadar dan mempertanyakan kelangsungan bisnis ini. Jika skema ini benar-benar legal dan menguntungkan, mengapa ada begitu banyak ketidakpastian dan berita simpang siur setiap harinya?
Dalam diskusi yang beredar di berbagai forum, ada pengguna yang mengklaim sudah bergabung selama dua bulan dengan modal Rp1,5 juta dan kini saldo mereka mencapai Rp9,2 juta. Namun, apakah benar mereka bisa mencairkan uang tersebut? Pengalaman dari skema ponzi sebelumnya menunjukkan bahwa keuntungan hanya diberikan kepada pengguna awal, sementara anggota baru menjadi korban yang menanggung kerugian.
Baca juga : Apakah Aplikasi Trust Sekuritas Aman Terpercaya atau Penipuan? Temukan Faktanya di Sini
Seorang pengguna lain bahkan mempromosikan DBC dengan embel-embel “saya sudah balik modal, ayo gabung nanti saya ajari.” Ini adalah pola yang sama yang sering ada di skema ponzi sebelumnya. Pengguna yang sudah merasa untung akan mengajak orang lain untuk bergabung agar mereka bisa terus mendapat keuntungan. Namun, begitu sistemnya runtuh, para anggota baru yang akan menanggung kerugian paling besar.
Banyak yang mulai membandingkan DBC dengan skema ponzi lainnya, seperti Vtube. Pola bisnisnya serupa: menjanjikan keuntungan besar dengan cara yang tidak transparan. Banyak yang bertanya, apakah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pernah melakukan audit terhadap perputaran uang di dalam aplikasi ini? Jika tidak ada transparansi, bisa dipastikan bahwa ini adalah money game, bukan investasi yang sah.
Tanda-tanda klasik dari skema ponzi juga terlihat dari berbagai promosi yang mereka tawarkan, seperti cashback deposit dan bonus bergabung. Misalnya, ada penawaran cashback Rp315.000 bagi pengguna baru yang bergabung dengan kelas B. Semakin besar deposit yang dimasukkan, semakin besar juga bonus yang dijanjikan.