JABAR EKSPRES – Minyak goreng kemasan rakyat atau MinyaKita terpantau mulai menghilang di sejumlah pasar di Kota Bandung. Diketahui, hal ini imbas adanya keterlambatan pengiriman dari pihak supplier.
“Kita masih ada beberapa keterlambatan pada saat pengiriman saja. Kita sudah melakukan pemesanan, cuma pengiriman bertahap karena dikirim ke beberapa lokasi,” kata Wakil Pemimpin Cabang Perum Bulog Kota Bandung, Ratih Rachmawati, Kamis (20/2/2025).
Untuk itu, saat ini pihaknya masih menunggu terkait ketersediaan minyak subsidi pemerintah tersebut. Namun demikian, Ratih memastikan bahwa ketersediaan MinyaKita di Kota Bandung akan kembali melimpah menjelang bulan suci Ramadhan, yakni pada akhir Februari hingga awal Maret 2025.
“Kami memang belum mendapat kembali suplai dan masih menunggu. Rencananya, kami akan mendapat minyak kita di akhir Februari atau awal Maret,” ujar Ratih.
Saat ini, kata Ratih, ketersediaan minyak goreng di Kota Bandung sementara ini hanya mengandalkan minyak goreng premium. Namun, dipastikan harga jual masih di bawah harga eceran tertinggi (HET).
“Seperti merk Rose Brand yang di jual dengan harga Rp17.500, dan itu juga masih di bawah harga rata-rata dimana di retail modern di jual dengan harga Rp18.000 sampai Rp19.000,” pungkasnya.
BACA JUGA:Lampaui HET, Harga MinyaKita di Bandung Barat Tembus Rp18 Ribu!
Adapun sebagai upaya mencegah kelangkaan dan penjualan di atas HET, Plt Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung, Ronny Ahmad Nurudin mengaku, pihaknya kini tengah mengatur mekanisme alur distribusi MinyaKita.
Ronny mengungkapkan, nantinya alur distribusi minyak goreng bersubsidi itu akan dilakukan di tingkat distributor langsung kepada para penghasil. Sehingga, hal ini tak akan mengganggu harga minyak subsidi pemerintah tersebut.
“Ini akan dilakukan monitoring. Kemudian dalam rangka menjaga stok, akan membuat kebijakan fasilitasi langsung dari distributor ke tingkat penghasil,” ungkapnya. (dam)