ISBI Bandung Larang Pertunjukan yang Berpotensi Timpa Konflik SARA dan Politik

Sirine dan poster yang terpasang di halaman Taman Buaya Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Kota Bandung, Senin (17/2). Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
Sirine dan poster yang terpasang di halaman Taman Buaya Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Kota Bandung, Senin (17/2). Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung menegaskan komitmennya untuk menjaga lingkungan akademik yang kondusif dengan melarang segala bentuk kegiatan yang mengandung unsur Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA), serta kepentingan politik praktis.

Kebijakan tersebut diambil setelah adanya upaya penyelenggaraan pertunjukan yang dinilai dapat menimbulkan konflik di kampus.

Hal ini berdasarkan keterangan Rektor ISBI Bandung, Dr. Retno Dwimarwati yang diterkma Jabar Ekspres, pada Senin (17/2).

Baca Juga:Mendengar Protes Kebebasan Seni di Kampus ISBITahan Imbang Persija, Hodak Puji Mentalitas Pemain Persib

Pihaknya menegaskan, kampus harus bebas dari segala bentuk provokasi berbasis identitas dan politik.

“Kampus memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga nilai-nilai kebangsaan serta mencegah berkembangnya narasi yang dapat memecah belah persatuan,” ujar Retno.

Kisruh ini bermula ketika Rahman Sabur mengajukan izin lisan untuk menggelar pertunjukan yang kemudian ditolak oleh Ketua Jurusan, Fathul A. Husein.

Meski demikian, Rahman tetap melanjutkan persiapan dengan menguasai studio teater.

Bahkan, menurut Retno, poster pertunjukan yang sempat menampilkan gambar Presiden Jokowi akhirnya diubah menjadi gambar Tony Broer setelah mendapat teguran dari pihak kampus.

Selain itu, pihak kampus telah melakukan beberapa mediasi dan peringatan terkait pelaksanaan kegiatan yang dianggap dapat membawa unsur SARA dan politik ke dalam kampus.

“Kami bahkan telah mengingatkan Pak Tony sebagai ASN dan Moh Wail tentang tidak boleh melakukan kegiatan yang secara terang-terangan menyerang golongan tertentu serta kegiatan yang berbasis SARA apalagi di lingkungan kampus,” jelas Retno.

Pihak kampus juga menurunkan baligo yang dipasang oleh kelompok penyelenggara, dan dengan tegas menyatakan bahwa apabila ada keberatan, pihak terkait bisa menemui kampus untuk berdialog.
“Apabila yang bersangkutan keberatan silakan datang kembali menemui kami,” tegas Retno.

Baca Juga:Polisi Amankan Puluhan Bobotoh Persib di Stadion Patriot, 4 Orang Babak Belur Dihajar Suporter PersijaPerilaku Buruk Suporter Persija di Laga Kontra Persib, Keroyok Bapak-bapak hingga Diduga Peras Penonton

Dengan kebijakan ini, ISBI Bandung memastikan bahwa kampus akan tetap menjadi ruang yang aman dan netral, bebas dari kegiatan yang berpotensi merusak keharmonisan dan persatuan antar sivitas akademika.

“Kami tidak bisa membiarkan kegiatan yang mengganggu kestabilan dan keharmonisan di kampus,” pungkas Retno.

0 Komentar