Efisiensi Anggaran, Suntikan Modal ke BIJB Kertajati Dipangkas?

JABAR EKSPRES – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar tengah mengutak-atik anggaran untuk efisiensi. Kucuran penyertaan modal kepada PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati juga dalam pertimbangan.

Efisiensi itu merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden No 1 Tahun 2025. Presiden Prabowo memerintahkan para gubernur hingga wali kota maupun bupati untuk mengalihkan beberapa program yang dinilai kurang bersentuhan langsung ke masyarakat. Seperti perjalanan dinas hingga seminar.

Instruksi itupun ditindaklanjuti Pemprov Jabar. Kini pos-pos anggaran yang telah direncanakan sebelumnya tengah dipelototi ulang. Tengah dibahas juga dengan Badan Anggaran DPRD Jabar. Beberapa program yang belum penting akan dialihkan. Targetnya bisa efisiensi anggaran sampai Rp4 triliun.

BACA JUGA:Dampak Efisiensi Anggaran, IKN Mangkrak? Begini Kata OIKN!

Ketua Komisi III DPRD Jabar Jajang Rohana menerangkan, terkait efisiensi anggaran terhadap penyertaan modal BIJB Kertajati itu masih belum dibahas. “Itu belum dibahas di Banggar,” terangnya, Kamis (13/2).

Jajang melanjutkan, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang bergerak di bidang penerbangan itu memang tengah mengalami masalah yang tidak mudah. Butuh kebijakan yang kolaboratif lintas sektoral agar Bandara di Majalengka itu bisa bergeliat. “Ini harus ada kebijakan khusus, karena masalahnya tidak sederhana,” cetusnya.

Di sisi lain, Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin menerangkan, nampaknya juga berat jika penyertaan modal ke BIJB Kertajati itu dipangkas. “Ini harus dipertimbangkan ya. Nampaknya harus tetap penyertaan modal. Kalau di stop (berhenti kucuran modal.red) bagaimana operasionalnya,” jelasnya.

BACA JUGA:Efisiensi Anggaran Dorong Investasi, Infrastruktur di Jabar Akan Bergeliat?

Bey melanjutkan, pihaknya juga tengah berkomunikasi dengan Menteri Perhubungan terkait nasib Bandara Kertajati itu. “Kami minta waktu, ke depan memang tidak bisa seperti ini terus. Apakah nanti sampai perlu subsidi ke pesawat. Kami masih pertimbangkan,” cetusnya.

Sebelumnya, kucuran penyertaan modal memang menjadi salah satu strategi untuk mempertahankan keberlangsungan BIJB Kertajati. BUMD pernah disuntik modal Rp 52 miliar. Cukup ironi karena dananya bersumber dari BTT. Sementara untuk 2025 ini, rencana penyertaan modal ke BIJB Kertajati itu senilai Rp70 miliar.(son)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan