2. Pentingnya Shalat dalam Kehidupan Muslim
Salah satu hasil terpenting dari peristiwa Isra’ Mi’raj adalah diwajibkannya shalat lima waktu bagi umat Islam. Ini menunjukkan betapa pentingnya shalat dalam kehidupan seorang muslim.
Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “فُرِضَتْ عَلَيَّ الصَّلَوَاتُ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِي خَمْسِينَ، ثُمَّ نُقِصَتْ حَتَّى جُعِلَتْ خَمْسًا، ثُمَّ نُودِيَ: يَا مُحَمَّدُ، إِنَّهُ لَا يُبَدَّلُ الْقَوْلُ لَدَيَّ، وَإِنَّ لَكَ بِهَذِهِ الْخَمْسِ خَمْسِينَ”
Dari Anas bin Malik RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Shalat diwajibkan kepadaku pada malam Isra’ sebanyak lima puluh kali, kemudian dikurangi hingga menjadi lima kali. Lalu ada yang berseru: ‘Wahai Muhammad, sesungguhnya keputusan-Ku tidak dapat diubah, dan dengan lima waktu shalat ini, engkau mendapatkan pahala lima puluh kali.’” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan betapa berharganya shalat lima waktu di mata Allah SWT. Setiap shalat yang kita lakukan dengan khusyuk dan ikhlas bernilai sepuluh kali lipatnya. Ini adalah rahmat dan kasih sayang Allah kepada umat Muhammad SAW.
3. Kesabaran dalam Menghadapi Ujian
Peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi pada saat Rasulullah SAW menghadapi berbagai cobaan dan tekanan dari kaum Quraisy. Allah SWT menghibur dan menguatkan hati Rasulullah melalui perjalanan ini. Ini mengajarkan kita untuk tetap sabar dan tabah dalam menghadapi berbagai ujian hidup.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 155:
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)
4. Pentingnya Kepemimpinan dan Keteladanan
Dalam perjalanan Mi’raj, Rasulullah SAW bertemu dengan para nabi terdahulu dan memimpin mereka dalam shalat. Ini menunjukkan kedudukan Rasulullah sebagai pemimpin para nabi dan rasul. Sebagai umat Islam, kita juga harus menjadi teladan yang baik dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun di lingkungan pesantren.
Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، الْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْؤُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا، وَالْخَادِمُ رَاعٍ فِي مَالِ سَيِّدِهِ وَمَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ”
Dari Abdullah bin Umar RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Seorang imam (kepala negara) adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyatnya. Seorang suami dalam keluarganya adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas orang yang dipimpinnya. Seorang istri di dalam rumah suaminya adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas orang yang dipimpinnya. Seorang pelayan dalam harta tuannya adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)