Program MBG Berpotensi Timbulkan Sampah dalam Jumlah Besar?

Siswa SDN 1 Batujajar, Bandung Barat saat menerima Makan Bergizi Gratis. Dok Jabar Ekspres/wit
Siswa SDN 1 Batujajar, Bandung Barat saat menerima Makan Bergizi Gratis. Dok Jabar Ekspres/wit
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Program Makan Bergizi (MBG) berpotensi menimbulkan sampah dalam jumlah besar. Pasalnya, sampah sisa makanan masih dikelola konvensional dengan metode angkut-buang sehingga berakhir di tempat pembuangan sampah (TPS).

Apalagi hingga saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat masih menerapkan pembatasan pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) Sarimukti di Kecamatan Cipatat, Bandung Barat.

Sementara sampah rumahan yang dihasilkan dari warga di empat daerah Bandung Raya seperti Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat terbilang masih tinggi. Hal ini tentu menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah.

Baca Juga:Bahas Nasib Bandara Husein Sastranegara, Farhan dan Pj Gubernur Jabar Adakan PertemuanLesunya Penumpang jadi Faktor Utama Ratusan Angkot di Bandung Barat Enggan Perpanjang Izin Operasional

Menurutnya, jika aturan tersebut sudah dibuat, Pemda bakal menggelar rapat dengan sejumlah pihak terutama Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) selaku penyedia program MBG, serta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bandung Barat.

“Soal skema food waste dalam MBG itu nanti kita rundingkan, terutama sampah yang ada di tempat makan itu nanti seperti apa pengolahannya,” imbuhnya.

Meski begitu, hasil koordinasi awal, pihaknya bersama DLH merencanakan mengolah sampah makanan menjadi pupuk atau pakan ternak.

“Kalau untuk sampah sisa makanan kita sudah lakukan koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup guna melakukan penanganan lebih lanjut. Intinya kita akan melakukan pengolahan agar bisa dipakai pupuk atau pakan ternak,” bebernya.

0 Komentar