Program MBG Berpotensi Timbulkan Sampah dalam Jumlah Besar?

JABAR EKSPRES – Program Makan Bergizi (MBG) berpotensi menimbulkan sampah dalam jumlah besar. Pasalnya, sampah sisa makanan masih dikelola konvensional dengan metode angkut-buang sehingga berakhir di tempat pembuangan sampah (TPS).

Apalagi hingga saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat masih menerapkan pembatasan pembuangan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) Sarimukti di Kecamatan Cipatat, Bandung Barat.

Sementara sampah rumahan yang dihasilkan dari warga di empat daerah Bandung Raya seperti Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat terbilang masih tinggi. Hal ini tentu menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah.

Terkait hal ini, Penjabat (Pj) Bupati Bandung Barat, Ade Zakir Hasyim mengaku masih menunggu aturan teknis skema pengolahan sampah yang dihasilkan dari dapur program makan bergizi gratis tersebut.

BACA JUGA:Terungkap! Ini Penyebab Program MBG di Bandung Barat Belum Menyasar Sekolah Pelosok

“Kita masih menunggu aturan teknisnya dari Badan Gizi Nasional (BGN) juga bagaimana skema pengolahan sampah itu,” katanya, Kamis, 16 Januari 2025.

Menurutnya, jika aturan tersebut sudah dibuat, Pemda bakal menggelar rapat dengan sejumlah pihak terutama Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) selaku penyedia program MBG, serta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bandung Barat.

“Soal skema food waste dalam MBG itu nanti kita rundingkan, terutama sampah yang ada di tempat makan itu nanti seperti apa pengolahannya,” imbuhnya.

Sementara itu, SPPG Rio Bagja Catering di Kampung Blok Gunung Sangar RT 02/01 Desa Batujajar Barat, Kecamatan Batujajar masih menunggu arahan dari DLH Bandung Barat untuk melakukan pengolahan sampah sisa makanan.

BACA JUGA:Pelaksanaan Program MBG Tahap Dua di Kota Bandung Alami Progres Signifikan

“Memang betul untuk pengolahan sampah sisa makanan itu kewenangan SPPG, tapi kita masih tunggu skemanya dari DLH. Karena kita harus koordinasi dengan mereka,” kata Kepala SPPG Batujajar, Gilang Prakoso.

Meski begitu, hasil koordinasi awal, pihaknya bersama DLH merencanakan mengolah sampah makanan menjadi pupuk atau pakan ternak.

“Kalau untuk sampah sisa makanan kita sudah lakukan koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup guna melakukan penanganan lebih lanjut. Intinya kita akan melakukan pengolahan agar bisa dipakai pupuk atau pakan ternak,” bebernya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan