JABAR EKSPRES – Aktivitas Gunung Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara kembali erupsi dan statusnya ditingkatkan dari sebelumnya Siaga menjadi Awas atau level IV, pada Rabu (15/1/2025) siang oleh Badan Geologi Kementerian ESDM.
BNPB mengestimasikan ada lebih dari 3.000 jiwa warga di Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Maluku dievakuasi agar terindar dari potensi bahaya lontaran material vulkanis dari erupsi Gunung Ibu.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Kamis (16/1/2025) mengatakan jumlah warga yang diestimasikan tersebut berdasarkan pengalaman evakuasi dalam penanganan darurat saat Gunung Ibu erupsi pada bulan Mei 2024.
Dalam hal ini, BNPB memetakan juga berdasarkan data jumlah penduduk pada kawasan rawan bencana Gunung Ibu tersebut.
BACA JUGA: Kembali Erupsi, Gunung Semeru Keluarkan Letusan Setinggi 600 Meter
Adapun warga yang masuk ke dalam sasaran rencana evakuasi berasal dari sejumlah desa di Kecamatan Ibu Utara, seperti Desa Sangaji Nyeku, dan Tokuoku yang berada dalam radius jangkauan erupsi Gunung Ibu.
Menurutnya, semua koordinasi lapangan di Halmahera Barat sudah terbangun dan sudah cukup baik tingal menggerakan saja.
Ia juga menambahkan bahwa pihak BNPB akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat serta instansi terkait seperti TNI, Polri, Basarnas hingga Tagana di daerah setempat.
Untuk seputar rencana pelaksanaan evakuasi akan mengacu pada rekomendasi dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
BACA JUGA: Awal Tahun 2025, Gunung Semeru Kembali Erupsi Sebanyak 10 Kali
Adanya peningkatan status Gunung Ibu dari sebelumnya Siaga menjadi Awas atau level IV setelah petugas Badan Geologi mendeteksi adanya peningkatan aktivitas Gunung Ibu yang signifikan pada periode 1-14 Januari 2025.
Berdasarkan catatan Petugas Pos pengamatan Gunung Ibu di Desa Gam Ici, Halmahera Barat kejadian erupsi ini mencapai rata-rata 70 kejadian per hari.
Pada periode Januari 2025 ketinggian kolom erupsi fluktutif dan teramati gejala peningkatan tinggi kolom erupsi menjadi maksimal empat kilometer dari atas puncak.
Kemudian, dalam rentang waktu tersebut dilaporkan ada sebanyak 748 kali gempa letusan, 70 kali gempa guguran, 1.643 gempa hembusan, 6.976 kali gempa vulkanik dangkal, 346 kali gempa vulkanik dalam, 60 kali gempa tektonik lokal dengan amplitude dominan 3 milimeter.