Zillennials adalah generasi yang mobile-savvy dan konsumsi video online yang tinggi. 70% pengguna internet menonton video online setiap minggu. Brand perlu memanfaatkan platform video pende seperti TikTok dan Instagram Reels untuk menciptakan konten yang menarik, informatif, dan engaging bagi millennials.
- Hyperlocal: 90% Konsumen Lebih Terhubung dengan Brand yang Memahami Budaya Lokal,
Menyesuaikan Pesan dengan Konteks Lokal di Indonesia Brand perlu memperhatikan relevansi lokal dalam komunikasi mereka untuk menjangkau millennials di Indonesia secara efektif. Hal ini meliputi penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, mempertimbangkan dialek atau bahasa daerah jika relevan, dan menciptakan konten yang sesuaidengan konteks budaya Indonesia. Brand juga dapat bermitra dengan influencer lokal dan media daerah di Indonesia.
- CEO dan Karyawan sebagai Brand Ambassador: Meningkatkan Engagement dan Reputasi
Di era digital, CEO activism dan employee advocacy menjadi strategi yang sangat efektif. Millennials cenderung mempercayai informasi dari individu yang mereka kenal atau kagumi, termasuk CEO dan karyawan perusahaan. CEO yang aktif menyuarakan pendapat tentang isu-isu sosial dan lingkungan dapat meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan terhadap brand. Employee advocacy dapat memperkuat pesan brand dan menjangkau jaringan yang lebih luas secara organik.
Baca Juga:CSR Brand Bizarre dan Army Sukabumi Lakukan Aksi Peduli Korban Bencana LongsorUUS Danamon Raih Tiga Penghargaan Bergengsi di BPKH Banking Award 2024
- Komunikasi Krisis: Benteng Terakhir Melawan Serangan Siber
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat 403.990.813 insiden lalu lintas anomali pada tahun 2023, menunjukkan betapa rentannya organisasi di tanah air.
Kerugian akibat kejahatan siber di seluruh dunia mencapai angka fantastis, yaitu USD 8 triliun pada tahun 2023, semakin menggarisbawahi urgensi penanganan serangan siber. Dalam situasi darurat seperti ini, komunikasi
krisis bukan hanya pilihan, melainkan keharusan. Komunikasi krisis yang efektif menjadi kunci untuk mengatasi dampak negatif dari serangan siber dan menjaga kepercayaan publik.
Respon cepat,proaktif, transparan, dan langkah-langkah konkret sangat diperlukan untuk memulihkan citra dan bisnis yang terdampak.
Suci Marini Novianty M.Si, Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya mengungkapkan Gen Z dan Millennials, memiliki karakteristik unik dalam pola komunikasi mereka yang mengutamakan keaslian, preferensi terhadap pengalaman digital yang interaktif, dan kesadaran
