Derita Bocah Mikrosefalus di Dekat Kediaman Prabowo, Bantuan Tak Kunjung Datang

JABAR EKSPRES – Di tengah kesulitan hidup, pasangan suami istri Mansur dan Eka Herawati mengungkapkan keluh kesah mereka terkait kurangnya perhatian dari Desa Leuwinutug.

Terutama untuk anak bungsu mereka yakni Marwan (6), ia terlahir dengan penyakit mikrosefalus.

Mansur dan Eka merupakan warga Kampung Blok Monong, lokasi tempat tinggalnya ini tak jauh dari kediaman Presiden RI Prabowo Subianto.

Diketahui, Mikrosefalus adalah kelainan pada ukuran kepala bayi yang berbeda dari ukuran normal.

Sejak lahir, Marwan harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit selama 40 hari, dan beberapa kali mendapatkan transfusi darah.

BACA JUGA: Kisah Pilu di Dekat Kediaman Presiden Prabowo, Keluarga Ayat Subandi Terabaikan oleh Pemerintah

Meski sudah berusia enam tahun, Marwan belum bisa hidup mandiri dan membutuhkan perawatan khusus setiap harinya.

Mansur menceritakan, bagaimana Marwan sempat menjalani perawatan rutin, hingga pada 2019 mereka terpaksa menghentikan pengobatan karena pandemi Covid-19 yang melanda.

Sejak saat itu, keluarga ini terpaksa bertahan hidup dengan mengandalkan sedekah dari warga sekitar dan bantuan dari acara hajatan.

“Kalau untuk keluarga kita sedapetnya aja dari keluarga, kalau ada sedekah, hajatan, syukuran kadang suka ngasih kalau penghasilan pribadi ya ga ada,” ungkap Mansur dengan nada yang penuh harap.

Kemudian sang istri Eka menambahkan bahwa mereka hanya mendapat sedikit penghasilan dari ‘proyek’ yang datang dari warga, yang jarang terjadi.

BACA JUGA: Airsoft Gun Jadi Target Utama Razia di Kabupaten Bogor

Meski begitu, mereka tetap bersyukur atas bantuan yang mereka terima, terutama saat pandemi. Pemerintah desa sempat memberikan bantuan beras dan membantu pembuatan kartu BPJS untuk Marwan.

“Waktu itu ada bantuan beras, BPJS mereka yang buatkan, semasa almarhum Kepala Desa Kesra 1, mereka yang urus,” katanya.

Namun, kesedihan datang saat Eka menceritakan tentang sebuah kunjungan asesmen yang dilakukan oleh pihak terkait beberapa waktu lalu.

Mereka datang, menanyakan tentang kebutuhan susu dan popok untuk Marwan, tetapi setelah itu, tidak ada bantuan yang datang.

“Mereka cuma tanya susu dan pampers sehari berapa, setelah itu nggak ada lagi. Kalau memang serius, seharusnya ada tindak lanjutnya,” keluh Eka dengan air mata yang hampir menetes.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan