Distribusi 3.500 Porsi Makanan Bergizi di Cimahi, Yayasan Arara Konsisten Ikuti Harga Pemerintah

JABAR EKSPRES – Dengan harga hanya Rp10.000 per porsi, Yayasan Arara Visi Hijau terus mendistribusikan makanan bergizi gratis yang terdiri dari ayam, nasi, sayur, buah, dan susu.

Yayasan ini tetap konsisten mengikuti kebijakan harga yang ditetapkan pemerintah pusat meski tidak memungkiri menghadapi fluktuasi harga bahan pangan.

Hal ini disampaikan Penanggung Jawab Yayasan Arara Visi Hijau, Adam Darmawan, saat mendampingi Menpora RI, Dito Ariotedjo, dan Wamenpora RI, Taufik Hidayat, di dapur utama Yayasan Arara Visi Hijau, Kelurahan Pasir Kaliki, Cimahi Utara, Senin (6/1/2025).

BACA JUGA: UMKM Wajib Tahu! Cara Daftar Mitra Program Makan Bergizi Gratis (MBG) 2025

“Untuk harga per porsi makanan, kami sesuai dengan keputusan pemerintah, yaitu Rp10.000,” kata Adam kepada awak media.

Adam menjelaskan bahwa meskipun bila ada fluktuasi harga bahan pangan, yayasan tetap akan menyesuaikan karena bekerja sama dengan koperasi dan distributor terpercaya.

“Kami memilah koperasi dan distributor untuk menjalankan program ini. Koperasi bekerja sama dengan beberapa supplier yang menyediakan bahan seperti sayuran, buah-buahan, dan protein. Semua diatur dalam sistem satu pintu,” ujarnya.

BACA JUGA: Program Makan Bergizi Gratis di SDN Pajelaran 01 Cibinong Belum Merata, Ini Alasannya!

Menu makanan, lanjut Adam, disusun berdasarkan arahan Badan Gizi Nasional (BGN) dan melibatkan ahli gizi yang memastikan siklus menu sesuai dengan aturan Kementerian Kesehatan.

“Ahli gizi yang bertugas di sini menentukan siklus menu, sehingga semuanya sesuai standar kesehatan,” jelasnya.

Adam mengungkapkan, proses persiapan bahan baku dimulai sejak H-1 untuk memastikan produksi berjalan lancar. Produksi biasanya dimulai pukul 02.00 dini hari dan selesai pada pukul 08.00-09.00 pagi.

BACA JUGA: Makan Bergizi Gratis di Cimahi Dukung Ekonomi Lokal, Menpora: Dampak Terasa hingga Bawah

“Dalam sehari, kami memproduksi sekitar 3.400 hingga 3.500 porsi, menyesuaikan kebutuhan di lapangan,” tambah Adam.

Program ini juga melibatkan 50 tenaga kerja, termasuk tenaga ahli dari sektor katering dan masyarakat lokal.

“Kami memberdayakan warga lokal, sehingga program ini juga berdampak pada perekonomian sekitar,” jelasnya.

BACA JUGA: Makan Bergizi Gratis di Kota Bandung, Baru Dua SPPG yang Beroperasi

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan