Bungkamnya Perumda Pasar dan Lepas Tangan Pemkot Bandung Soal Masalah Sampah di Pasar Gedebage

Maka dengan adanya hal tersebut, Jefry meminta kepada pemerintah khususnya untuk segera mengeluarkan kebijakan baru dalam pengawasan pengolahan sampah di kawasan komersil.

Terlebih kata dia, kawasan komersil ini juga merupakan penyumbang terbesar sampah ke TPA khususnya Sarimukti, yakni sekitar 874 ton per hari. “Jadi artinya, kami mendorong agar pemerintah mengeluarkan kebijakan baru dalam pengawasan pengolahan sampah khususnya di kawasan komersil,” ucapnya.

Sebelumnya, ratusan massa aksi yang terdiri dari pedagang Pasar Induk Gedebage, mahasiswa, dan relawan Jaga Bumi menggelar aksi damai di depan kantor Perumda Pasar pada Rabu (18/12) lalu.

Aksi itu bertujuan untuk mengingatkan pengelola pasar mengenai pentingnya perhatian terhadap kebersihan lingkungan. Dalam aksi tersebut, massa aksi menyimpan tiga keranjang berisi sampah di depan pintu kantor Perumda Pasar sebagai bentuk protes terhadap pengelolaan pasar yang dianggap tidak memadai dalam menangani masalah sampah.

BACA JUGA:Kemendag Sita Baja Lembaran Lapis Tak Sesuai SNI Senilai Rp23 Miliar

Agus, Ketua Paguyuban Warga Pasar Induk Gedebage (PWPIG), menyatakan bahwa kegiatan ini ditujukan langsung ke sumber masalah, yaitu Perumda. “Terkait giat aksi damai parade sampah, massa aksi mengirimkan tiga hadiah parsel sampah ke Dirut Perumda sebagai pengelola pasar, juga ke PT Ginanjar,” kata Agus.

Ia menegaskan bahwa aksi ini adalah upaya untuk mengingatkan semua pengelola pasar tentang pentingnya peduli terhadap kebersihan, terutama di Pasar Induk Gedebage.

Massa aksi kemudian melakukan audiensi dengan pihak Perumda Pasar. Dalam kesempatan tersebut, mereka menyampaikan tiga tuntutan utama: pertama, bebaskan pasar dari sampah dan banjir; kedua, Perumda fokus pada tata kelola pasar; dan ketiga, DLHK fokus pada pembangunan TPS berbasis teknologi. “Kami akan tunggu hasil keputusan Perumda sesuai komitmen dan akan dibicarakan dulu dengan Pj Wali Kota,” ujar Agus.

Namun, massa aksi merasa kurang puas karena yang menerima audiensi bukan pemangku kebijakan yang bisa memberikan solusi langsung. “Kurang memuaskan, pak. Karena yang menerima audiensi dari Perumda bukan pemangku kebijakan. Tapi secepatnya akan kita tunggu hasilnya, semoga bisa bermanfaat untuk semua, terutama penanganan banjir dan sampah Pasar Induk Gedebage,” tambah Agus.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan