Benarkah Ujian Adalah Wujud Cinta Allah kepada Hambanya?

JABAR EKSPRES – Setiap manusia hidup selalu mendapatkan ujian dari Allah, hal ini dikaitkan dengan ungkapan bahwa ujian merupakan wujud dari cintanya Allah kepada hambanya, benarkah ungkapan tersebut?

Lalu kenapa banyak orang yang menyerah dan bahkan ada yang menyalahkan Allah karena memberikan ujian yang sangat berat, hingga merasa tak mampu untuk menghadapinya.

Padahal sesungguhnya, Allah tidak akan memberikan ujian diluar batas kemampuan hambanya.

Berikut ada beberapa hadits yang menunjukkan bahwa ujian tersebut benar sebagai bentuk rasa sayang Allah kepada hambanya, karena pada hakikatnya Allah SWT “tidak rela” menimpakan azab yang tidak terperi sakitnya di akhirat kelak, hingga Ia menggantinya dengan azab dunia yang “sangat ringan dan sedikit” berupa ujian kehidupan.

baca juga : 6 Ciri-ciri Hati Manusia yang Dijaga Allah

“Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan SEDIKIT ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar” (Qs. 2 ayat 155).

Hebatnya, semakin Allah cinta pada seseorang, maka ujian yang diberikan kepadanya juga semakin berat. Karena ujian tersebut akan semakin menaikkan derajat dan kemuliaannya di hadapan Allah, serta menggugurkan dosa-dosanya.

Orang yang paling dicintai Allah adalah para Nabi dan Rasul. Mereka adalah orang yang paling berat menerima ujian semasa hidupnya. Rasulullah saw bersabda : “(Orang yang paling keras ujiannya adalah) para nabi, kemudian yang semisalnya dan yang semisalnya, diuji seseorang sesuai dengan kadar agamanya, kalau kuat agamanya maka semakin keras ujiannya, kalau lemah agamanya maka diuji sesuai dengan kadar agamanya. Maka senantiasa seorang hamba diuji oleh Allah sehingga dia dibiarkan berjalan di atas permukaan bumi tanpa memiliki dosa” (HR. At-Tirmidzy, Ibnu Majah, berkata Syeikh Al-Albany: Hasan Shahih).

Ujian para nabi sangat berat melebihi ujian yang diberikan kepada manusia lainnya. Contohnya Nabi Ayub AS. Allah SWT mengujinya dengan kemiskinan dan penyakit yang sangat berat selama berpuluh-puluh tahun, tapi ia tetap sabar.

Setelah para Nabi dan Rasul, orang yang ujiannya sangat berat adalah para shalihin dan para ulama (da’i). Demikianlah secara berurutan, hingga Allah SWT menimpakan ujian yang ringan kepada orang-orang yang awam. Yang pasti, setelah seseorang mengikrarkan dirinya beriman, maka Allah akan menyiapkan ujian baginya untuk mengangkat derajatnya atau untuk memberi peringatan kepadanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan