JABARESKPRES – Pedagang Pasar Gedebage Kota Bandung bersama mahasiswa akan menggelar aksi protes besar-besaran pada 18-19 Desember 2024 dengan langkah simbolis dengan membuang 90 kubik sampah di depan kantor Perumda Pasar dan DLHK Kota Bandung.
Ketua Paguyuban Warga Pasar Induk Gedebage (PWPIG), Agus mengatakan bahwa aksi ini dilakukan sebagai bentuk kekesalan terhadap lambannya penanganan masalah sampah di Pasar Gedebage, Kota Bandung.
BACA JUGA:Proyek Galian Kabel BUMD Kota Bandung PT Bandung Infra Investama Dikerjakan Serampangan!
“Kami ingin mereka tahu bagaimana rasanya menghadapi tumpukan sampah setiap hari. Kalau kami bisa hidup di antara bau sampah ini, mereka juga harus merasakannya,” ujar Agus kepada Jabar Ekspres, Senin (16/12).
Masalah sampah di Pasar Induk Gedebage disebut sudah mencapai titik kritis. Agus menyebut pihaknya telah berulang kali melayangkan surat kepada PT Ginanjar Saputra, Perumda Pasar, dan DLHK Kota Bandung. Akan tetapi, tidak mendapat tanggapan yang memuaskan.
“Ketika kami bertanya, mereka hanya saling menyalahkan. Tidak ada solusi. Sampah tetap menumpuk, dan kami yang harus menanggung akibatnya,” kata Agus.
Dalam aksinya nanti, pedagang dan mahasiswa akan mengangkut sekitar 90 kubik sampah dan membuangnya langsung di depan kedua kantor tersebut.
Aksi ini diharapkan dapat menggugah perhatian pemerintah dan instansi terkait untuk segera menyelesaikan permasalahan yang ada.
“Aksi ini bukan untuk menciptakan kekacauan, tapi untuk menyadarkan mereka bahwa sampah bukan hanya masalah kami. Kami sudah cukup bersabar,” tambah Agus.
Dalam aksi ini, mereka akan menyuarakan tiga tuntutan utama:
- Penyediaan sarana dan prasarana memadai untuk penanganan sampah di Pasar Induk Gedebage.
- Penetapan regulasi tegas dari Pemkot Bandung bahwa pengelolaan sampah menjadi tanggung jawab DLHK untuk menghindari tumpang tindih wewenang.
- Perbaikan drainase dan penanganan banjir di Pasar Induk Gedebage, yang memperparah kondisi pasar saat musim hujan.
Agus berharap aksi ini dapat memberikan dampak nyata. “Kami tidak akan berhenti sampai masalah ini selesai. Sampah ini simbol dari kegagalan sistem yang kami hadapi, dan kami ingin solusi, bukan janji,” tegasnya.