Aplikasi SAI Penipuan Muncul Lagi Kembali Beraksi Ini Modus Barunya

JABAR EKSPRES – Belakangan ini, aplikasi penipuan berinisial “SAI” kembali muncul dan mencoba menarik perhatian dengan berbagai janji manis. Sebelumnya, aplikasi ini sudah dinyatakan sebagai scam setelah banyak pengguna kehilangan uang mereka. Kini, aplikasi tersebut hadir kembali dengan situs baru bernama opensizw.com, tetapi modus operasinya tetap sama.

Aplikasi SAI ini mengklaim telah memperbarui sistemnya, menawarkan peluang kepada agen untuk mendapatkan gaji dengan cara menyelesaikan promosi produk baru. Setiap level agen disebut-sebut memiliki jaminan penghasilan. Produk yang mereka tawarkan, seperti “Openiz 1,” dihargai Rp70.000 dengan janji penghasilan harian Rp20.000 selama 60 hari, yang konon akan menjadi total Rp1,2 juta.

Namun, untuk mengakses saldo atau mendapatkan keuntungan tersebut, pengguna diharuskan melakukan deposit terlebih dahulu atau mengundang anggota baru. Skema ini jelas-jelas mengarah pada pola ponzi yang hanya menguntungkan para anggota awal.

Baca juga :  Apakah Aplikasi MXTREND itu Penipuan? Ini Fakta Terbarunya

Aplikasi ini juga mengklaim adanya dana promosi sebesar Rp200 juta untuk merekrut agen di Indonesia, serta menyebut rencana kegiatan amal dengan lembaga resmi. Strategi seperti ini sering kali digunakan untuk memberikan kesan profesional dan meyakinkan, tetapi pada kenyataannya hanyalah trik untuk menarik korban baru.

Meskipun hadir dengan situs baru, tampilan dan mekanisme aplikasi ini tidak berbeda dari versi sebelumnya. Bahkan, akun lama pengguna masih bisa diakses, lengkap dengan saldo yang terlihat “menggiurkan.” Namun, saldo tersebut terkunci, dan pengguna harus melakukan deposit lagi untuk membukanya. Ini adalah jebakan klasik untuk membuat korban terus menyetor uang.

Aplikasi SAI ini menggunakan skema ponzi yang memanfaatkan uang dari anggota baru untuk membayar anggota lama. Ketika tidak ada lagi korban baru, aplikasi semacam ini biasanya akan kabur, meninggalkan para korban dengan kerugian besar.

Selain itu, modus lainnya yang digunakan adalah memanfaatkan klaim teknologi AI atau aplikasi download palsu. Pengguna diminta mengunduh aplikasi, namun aplikasi tersebut tidak benar-benar berfungsi. Saldo yang dijanjikan hanyalah ilusi untuk mendorong pengguna melakukan deposit.

Fenomena ini mirip dengan aplikasi penipuan sebelumnya, seperti Simonida Media, yang juga sempat populer. Aplikasi tersebut menggunakan kegiatan sosial, kantor fisik, dan pertemuan resmi untuk menarik korban, namun akhirnya terbukti sebagai investasi bodong yang menelan banyak korban.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan