itanya sumber air, ia mengatakan di wilayah sekitar TPA Sarimukti atau yang berada di aliran sungai Ciganas tak mau gunakan sumur bor. Mereka takut air di bawah permukaan tercemar Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang terkandung dalam air lindi.
Sementara untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, warga terbiasa mengandalkan air dari pegunungan.
“Kalau di sini meskipun tak banyak tapi air bersih mencukupi, sumbernya dari atas sana. Tapi kalau untuk sumur bor selain mahal juga gak ada yang berani karena takut sudah tercemar air limbah Sarimukti. Sebenarnya ada satu sumur sepertinya itu digunakan untuk mengetes kualitas sumber air,” imbuhnya.
Baca Juga:Sempat Viral Penganiayaan di Soreang, Polisi Amankan 2 PelakuPolres Cimahi Bongkar 41 Kasus Narkoba Selama Oktober-Desember, Barang Bukti Capai Rp5 Miliar
Senada dikatakan Diki warga Kampung Cinagrog, Desa Sarimukti, ia mengaku terganggu dengan kondisi bau menyengat yang ditimbulkan oleh air lindi tersebut.
Bahkan dirinya bersama keluarga kerap terserang sesak nafas. Namun Diki tak mengetahui secara pasti apa penyebabnya. Selain itu anak-anaknya juga terserang penyakit kulit.
“Sebenarnya kalau sudah terbiasa gak terlalu terpengaruh (keberadaan sungai air lindi) tapi memang yang paling sering itu sesak nafas udara di sekitar juga menyesakan,” katanya.
Ia menilai, kondisi sungai terpapar ai lindi cukup bermasalah karena airnya tidak lagi bisa dimanfaatkan untuk keperluan masyarakat.
“Kalau dulu di sungai Cipicung atau di Cipanawuan itu banyak yang mancing, ikannya juga banyak. Terus saya masih ingat warga tuh banyak yang nyuci di sana. Tapi sejak ada Sarimukti (TPAS) itu airnya jadi bau dan hitam. Sejak saat itu warga mulai memasang sumur bor,” ujarnya.
Bahkan di sungai Cimeta yang lebih besar tidak lagi bisa dimaksimalkan oleh warga. Warga yang kerap mencari ikan khawatir jikapun ada tercemar oleh zat berbahaya dari air lindi TPA Sarimukti. Di sini sekarang hanya dimanfaatkan oleh masyarakat dan remaja untuk menyuci sepeda motornya.
“Apalagi kalau hujan deras dalam waktu yang lama, air lindi dari hulunya pun debitnya tinggi sekali. Nah kalau udah begitu baunya sudah tidak karuan. Tapi untungnya kalau sekarang sumber air kami ada sumur bor dan memang di sini gak terkontaminasi karena jauh lebih tinggi dari pada sungai Cipicung,” tandasnya.
