Angka Penyandang Disabilitas di Kota Bandung: Tanggung Jawab yang Masih Berat

JABAR EKSPRES – Angka penyandang disabilitas di Kota Bandung hingga akhir tahun ini mencapai 7.368 jiwa, dengan mayoritas disabilitas fisik (24,06%).

Hal in seperti data yang dipaparkan oleh Kepala Dinas Sosial Kota Bandung, Soni Bachtiar. Ia menyebut, penyebab utama disabilitas adalah penyakit (59%), diikuti kecelakaan atau kekerasan (26%), serta kelainan bawaan (14%).

Meski angka tersebut menyoroti realitas yang memprihatinkan, langkah preventif dan penanganan sistemik masih terlihat kurang menggigit.

“Kami terus menggencarkan edukasi hidup sehat, tertib lalu lintas, dan bekerja sama dengan komunitas serta lembaga kesehatan,” kata Soni di Bandung, belum lama ini.

Namun, edukasi saja tampaknya belum mampu menyentuh akar persoalan, seperti akses kesehatan yang tidak merata, infrastruktur publik yang tidak inklusif, hingga stigma yang masih membatasi ruang gerak penyandang disabilitas.

BACA JUGA: Modal Jalan Kaki Dapat Uang Rp250.000 Langsung Masuk Dompet Digital

Dalam peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2024, beberapa waktu lalu, sejumlah program pemberdayaan digelar, mulai dari job fair, pagelaran seni, hingga pemberian bantuan alat bantu senilai Rp25,6 juta. Namun, acara seremonial seperti ini kerap menjadi kosmetika tanpa solusi yang berkelanjutan.

Soni menutup dengan harapan, “Kita harus terus berkomitmen dalam menciptakan Kota Bandung yang inklusif, di mana penyandang disabilitas dapat berkarya tanpa stigma”.

Komitmen tersebut layak diapresiasi, namun akan menjadi tantangan besar jika langkah konkret tidak segera menyusul.

Sebab, inklusivitas bukan sekadar kata-kata di atas panggung, melainkan perubahan nyata yang dirasakan oleh 7.368 jiwa yang kini masih berjuang untuk diakui sebagai bagian utuh dari kota ini.

BACA JUGA: Bupati Bandung Siap Dukung Penuh Target KONI Raih 100 Medali Emas di Porprov 2026, Asalkan Tertib Administrasi

Infrastruktur Ramah Disabilitas Masih Bermasalah

Sejak beberapa tahun terakhir, Pemkot Bandung mengalokasikan anggaran besar untuk membenahi trotoar. Pada 2024, dana sebesar Rp40 miliar digelontorkan untuk rehabilitasi dan pembangunan trotoar. Namun, anggaran besar ini tampaknya tidak sebanding dengan kualitas hasilnya.

Contoh nyata terlihat di Jalan Ahmad Yani, salah satu jalan utama di Kota Bandung. Guiding block, fasilitas penting bagi penyandang tunanetra, justru dipenuhi hambatan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan