JABAR EKSPRES – Viral link video rekaman cctv agus buntung di homestay tersebar luas di media sosial bikin geger, kata-katanya saat merayu korban jadi sorotan.
Nama Agus Buntung mendadak menjadi sorotan publik setelah kabar dugaan tindak asusila yang melibatkan seorang pria dengan disabilitas ini tersebar luas. Kasus ini bahkan menjadi perbincangan hangat di berbagai platform media sosial, termasuk TikTok, di mana link video rekaman CCTV dan suara diduga milik Agus menjadi trending.
Agus Buntung, yang diketahui tidak memiliki kedua tangan, diduga telah melakukan pelecehan terhadap setidaknya 15 wanita. Menurut informasi dari Direskrimum Polda NTB, Kombes Pol Syarif Hidayat, pihak kepolisian telah mengantongi bukti berupa video dan rekaman suara yang menunjukkan bagaimana Agus merayu korbannya dengan manipulasi psikologis.
Meski memiliki keterbatasan fisik, Agus Buntung disebut menggunakan kekurangannya untuk mendapatkan simpati orang lain. Namun, alih-alih menjadi sosok yang pantas dikasihani, tindakannya justru membuat banyak wanita menjadi korban asusila.
Baca Juga: Agus Pria Difabel Ditetapkan Jadi Tersangka Kasus Asusila, Ini Kata Ahli
Dalam rekaman yang beredar di TikTok, akun @bangku.sekolah7 membagikan suara diduga milik Agus saat berusaha memengaruhi korbannya. Kata-kata rayuannya pun menuai sorotan, seperti:
- “Kakak cantik, jangan mau merusak diri. Saya percaya kakak bisa kan, punya ilmu kan?”
- “Setengah percaya sedikit percaya itu pikiranmu sekarang, karena kamu baru kenal saya. Saya bisa baca langsung kok.”
Berdasarkan rekaman suara tersebut, Agus Buntung menggunakan pendekatan manipulasi psikologis untuk membuat korban percaya dan mau menuruti permintaannya.
Meski rekaman suara sudah beredar luas, keberadaan link video rekaman CCTV dari homestay yang diduga merekam tindakan Agus Buntung belum dapat dipastikan. Hingga kini, isu tersebut masih menjadi trending topic di TikTok dan memicu beragam spekulasi dari warganet.
Kasus Agus Buntung ini telah memicu keprihatinan banyak pihak. Masyarakat berharap pihak berwajib dapat segera menuntaskan penyelidikan dan memberikan keadilan bagi para korban. Selain itu, kasus ini menjadi pengingat bahwa manipulasi psikologis bisa menjadi senjata berbahaya, terlepas dari siapa pelakunya.
