Tetap Eksis di Tengah Arus Modernisasi, Kampung Adat Cireundeu Pertahankan Warisan Ketahanan Pangan Lewat Olahan Singkong

JABAR EKSPRES – Kampung Adat Cireundeu yang terletak di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, merupakan salah satu kampung adat yang masih eksis hingga saat ini dan berada di tengah kota.

Meskipun begitu, kampung ini tetap mempertahankan tradisi dan nilai-nilai budaya yang telah diwariskan turun-temurun.

Cireundeu, yang berasal dari nama pohon “reundeu,” dulunya merupakan tempat tumbuh subur pohon reundeu yang memiliki banyak manfaat, salah satunya untuk bahan obat herbal. Keberadaan pohon ini sangat melekat dengan identitas kampung ini, yang kini dikenal dengan nama Kampung Cireundeu.

Sebagian besar masyarakat Kampung Adat Cireundeu memiliki mata pencaharian sebagai petani singkong, yang kini menjadi simbol ketahanan pangan kampung tersebut.

Salah satu produk unggulan dari olahan singkong adalah rasi (beras singkong), yang telah menjadi bagian dari tradisi mereka selama puluhan tahun. Rasi tidak hanya menjadi pangan sehari-hari, tetapi juga mencerminkan budaya dan kearifan lokal yang masih dipertahankan hingga kini.

BACA JUGA:Taufik Hidayat Sebut Calon Penghuni Pelatnas PBSI 2025 Jangan Manja!

Masyarakat Cireundeu, dengan tekad yang kuat, telah menciptakan sebuah sistem ketahanan pangan yang mandiri, yang terbukti dapat bertahan meskipun harga beras yang fluktuatif dan gejolak ekonomi yang melanda.

“Teu Boga Sawah Asal Boga Pare, Teu Boga Pare Asal Boga Beas, Teu Boga Beas Asal Bisa Nyangu, Teu Nyangu Asal Dahar, Teu Dahar Asal Kuat,” begitu kata pepatah yang menggambarkan filosofi hidup masyarakat Cireundeu yang mengutamakan ketahanan pangan berbasis singkong.

Abah Asep Abas, salah satu sesepuh kampung adat Cireundeu, menjelaskan bahwa mereka tidak hanya mengandalkan konsumsi rasi untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi juga mengedukasi masyarakat luar tentang pentingnya ketahanan pangan dan bagaimana mengolah singkong menjadi rasi.

“Singkong itu banyak di mana-mana, tapi kami lebih ingin berbagi ilmu tentang cara mengolahnya. Silakan ambil ilmunya di sini, kami tidak masalah,” ujar Abah Asep saat ditemui di Kampung Adat Cireundeu, Jumat (6/12/24).

Abah Asep mengungkapkan bahwa pada zaman Presiden SBY, Kampung Adat Cireundeu pernah mendapatkan penghargaan sebagai desa ketahanan pangan. Meskipun begitu, mereka tetap fokus pada pengajaran tentang cara mengolah singkong untuk konsumsi lokal.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan