IC FILTER 2I2AUNHAJSETDUPAL ( Salah RESPECT Kepada Siapapun Manusianya Akan Buruk Akibatnya, Seleksilah Salah Satunya Terkait Palestina )

( H.R. Muslim )

Nasab tak berguna tanpa amal yang benar.

HArta
Sudah lazim atau kebiasaan bagi manusia yaitu orang-orang yang memiliki harta lebih banyak daripada orang-orang di sekitarnya akan lebih dihargai atau diberikan RESPECT.
Rupanya tidak perlu diberi penjelasan panjang lebar lagi kalau urusan harta kekayaan terkait dengan RESPECT, karena memang inilah yang menjadi keinginan sebagian besar manusia di dunia untuk memilikinya karena biasanya karena harta inilah orang-orang akan memberikan RESPECT.

Namun perlu diingat firman Alloh SWT terkait harta yaitu salah satunya,

وَلَا تُخْزِنِى يَوْمَ يُبْعَثُونَ

” Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan,

يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ

(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,

إِلَّا مَنْ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

Artinya: Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,
( Q.S. Asy Syu’aroo : 87 – 89 )

Jabatan
Berikutnya adalah jabatan khususnya terkait kepemimpinan yang menjadi alasan RESPECT akan diberikan.

Apalagi terkait ini, ada penjelasan-penjelasan sebagai berikut,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Alloh dan taatilah Rosul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.”
( Q.S. An Nisaa’ : 59)

Dalam ayat ini Allah menjadikan ketaatan kepada pemimpin pada urutan ketiga setelah ketaatan pada Alloh dan RosulNya. Namun, untuk pemimpin di sini tidaklah datang dengan lafazh perintah “taatilah” karena ketaatan kepada pemimpin merupakan ikutan (tâbi’) dari ketaatan kepada Alloh dan Rosul-Nya shollallohu ‘alaihi wa sallam.
Oleh karena itu, apabila seorang pemimpin memerintahkan untuk berbuat maksiat kepada Alloh, maka tidak ada lagi kewajiban mendengar dan taat kepada mereka.

Dalil-dalil ketaatan kepada pemimpin meskipun mereka zholim di dalam hadits:

عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ وَائِلٍ الْحَضْرَمِيِّ عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَأَلَ سَلَمَةُ بْنُ يَزِيدَ الْجُعْفِيُّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا نَبِيَّ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ قَامَتْ عَلَيْنَا أُمَرَاءُ يَسْأَلُونَا حَقَّهُمْ وَيَمْنَعُونَا حَقَّنَا فَمَا تَأْمُرُنَا فَأَعْرَضَ عَنْهُ ثُمَّ سَأَلَهُ فَأَعْرَضَ عَنْهُ ثُمَّ سَأَلَهُ فِي الثَّانِيَةِ أَوْ فِي الثَّالِثَةِ فَجَذَبَهُ الْأَشْعَثُ بْنُ قَيْسٍ وَقَالَ اسْمَعُوا وَأَطِيعُوا فَإِنَّمَا عَلَيْهِمْ مَا حُمِّلُوا وَعَلَيْكُمْ مَا حُمِّلْتُمْ

“Abu Hunaidah (wail) bin Hudjur RA berkata: Salamah binti Yazid Al Ju’fi bertanya pada Rosuululloh shollallohu ‘alaihi wasallam: Yaa Rosuululloh, bagaimana jika terangkat di atas kami kepala-kepala yang hanya pandai menuntut haknya dan menahan hak kami, maka bagaimanakah anda memerintahkan pada kami ? Pada mulanya beliau mengabaikan pertanyaan itu, hingga beliau ditanya yang kedua kalinya atau ketiga kalinya, maka Rosuululloh shollallohu ‘alaihi wasallam menarik Al Asy’ats bin Qois dan bersabda: Dengarlah dan taatlah kamu sekalian (pada mereka), maka sesungguhnya di atas mereka ada tanggung jawab/kewajiban atas mereka sendiri dan bagimu ada tanggung jawab tersendiri.”

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan