Contoh kecil, seseorang akan dihormati oleh orang lain di sekitarnya karena dia adalah keturunan atau bagian dari keluarga seseorang yang dihormati oleh orang-orang disekitar itu, atau bahkan jika orang itu melakukan sesuatu yang bermasalah di lingkungan sekitar maka orang-orang di sekitar itu akan sungkan memberikan tindakan karena memperhitungkan latar belakang keluarganya.
Secara syari’at, tentunya ada nasab yang menjadi standar tertinggi sebagai ukuran untuk kita memberikan RESPECT, nasab yang tidak terputus sampai Hari Kiamat yaitu nasab Rosuululloh Muhammad SAW.
Tentang hal itu, mari kita perhatikan sebagai berikut :
كُلُّ سَبَبٍ وَنَسَبٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَنْقَطِعُ , إلَّا سَبَبِي وَنَسَبِي
“Semua sebab dan nasab akan terputus pada hari Kiamat kecuali sebabku dan nasabku”
( H.R. Thobari dalam Mu’jam Kabir 3/129/1, Harowi dalam Dzammul Kalam 2/108. Syaikh Al-Albani berkata dalam Ash-Shohihah 5/64 : Kesimpulannya, hadits ini dengan keseluruhan jalan-jalannya adalah shahih )
Nasab yang tersambung kepada Rosuululloh Muhammad SAW disebut sebagai Ahlul Bait dan nasab Ahli Bait/Ahlul Bait merupakan nasab yang mulia, karena mereka terlahir dari keturunan orang-orang pilihan, manusia terbaik yang ada di muka bumi. Namun kemuliaan nasab ini janganlah membuat kita lupa daratan kepada mereka, semisal terlalu berlebihan alias ghuluw atau menganggap mereka ma’shum dari dosa, dan lain-lain.
Karena keistimewaannya bukan sekedar karena mereka merupakan nasab dari Rosuululloh Muhammad SAW tetapi lebih karena keberlanjutan dakwah Rosuululloh Muhammad SAW ada di pundak mereka melebihi daripada manusia yang lain yang dengan itu Alloh SWT ingin mensucikan mereka sesuci-sucinya sebagai penghormatan kepada Rosuululloh Muhammad SAW.
Alloh SWT berfirman,
ۗاِنَّمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ اَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيْرًاۚ
“ … Sesungguhnya Allah bermaksud untuk menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”
( Q.S Al-Ahzaab : 33 )
Dan juga terkait wasiat Rosuululloh Muhammad SAW,
Imam Muslim telah meriwayatkan dari jalan Yazid bin Hayyan dia berkata : Aku pernah pergi bersama Husain bin Sabroh dan Umar bin Muslim menuju rumah Zaid bin Arqom Rodhiyallohu ‘anhu. Tatkala kami telah duduk di sisinya, Husain berkata : “Wahai Zaid, sungguh engkau telah meraih kebaikan yang banyak, engkau telah melihat Rosuululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam mendengar hadits-hadits beliau, pernah berperang bersama beliau, dan shalat dibelakang beliau. Sungguh engkau telah meraih kebaikan yang banyak, ceritakanlah kami hadits Rosuululloh Shollallahu ‘alaihi wa sallam wahai Zaid!”. Zaid Rodhiyallohu ‘anhu menjawab : “Wahai anak saudaraku, demi Alloh aku sekarang sudah tua, masaku telah lewat, aku pun telah lupa sebagian yang aku hafal dari Rosululloh Shollallohu ‘alaih wa sallam maka apa yang aku ceritakan kepadamu terimalah, dan apa yang tidak aku ceritakan maka janganlah kalian mebebaniku”. Kemudian Zaid berkata :