Badan Geologi Ingatkan Risiko Erupsi Freatik di Gunung Tangkuban Parahu saat Musim Penghujan

yang belum teramati.

Kemudian rekomendasi kedua, perlu diwaspadai potensi bahaya berupa erupsi freatik, yaitu erupsi yang terjadi tanpa ada peningkatan gejala vulkanik yang jelas atau signifikan. Erupsi jenis ini dapat disertai hujan abu dan lontaran material di sekitar kawah.

Untuk mengantisipasi potensi bahaya, Badan Geologi merekomendasikan masyarakat dan wisatawan agar tidak mendekati dasar kawah atau menginap di area kawasan kawah aktif.

Jika terjadi erupsi freatik, lontaran material dan hujan abu dapat berdampak pada area sekitar kawah.

Badan Geologi juga mengingatkan masyarakat agar segera menjauhi kawah jika teramati peningkatan intensitas atau ketebalan asap kawah, atau jika tercium bau gas menyengat, guna menghindari paparan gas beracun maupun dampak erupsi freatik.

Meski demikian, masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu diminta untuk tetap tenang dan menjalankan aktivitas seperti biasa.

“Pemerintah daerah dan BPBD diharapkan terus berkoordinasi dengan pos pengamatan gunung api di Desa Cikole, Kecamatan Lembang, atau PVMBG Bandung,” ungkap Wafid.

Erupsi freatik, lanjutnya, dapat terjadi secara tiba-tiba tanpa gejala vulkanik yang signifikan.

Oleh karena itu, kewaspadaan perlu ditingkatkan, terutama selama musim hujan yang dapat memicu interaksi air dengan material panas di dalam gunung.

“Masyarakat diimbau untuk selalu memperbarui informasi dari sumber resmi untuk menghindari informasi yang tidak akurat terkait potensi erupsi Gunung Tangkuban Parahu,” tandasnya. (Wit)

Writer: Suwitno

Tinggalkan Balasan