Komunitas RUMASAJAGA Sukses Edukasi Pengelolaan Sampah di Bandung

JABAR EKSPRES – Masalah sampah menjadi isu krusial yang dihadapi oleh banyak kota di Indonesia, termasuk Bandung. Namun, sekelompok mahasiswa dan dosen dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan ITB berupaya mengubah situasi ini dengan membentuk komunitas bernama Ngrumati Sang Jagad (RUMASAJAGA).

RUMASAJAGA yang berarti “Menjaga Bumi” ini fokus pada pengolahan sampah rumah tangga di Kota Bandung. Komunitas ini merupakan hasil kolaborasi antara dosen dan mahasiswa dari Program Studi Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Ketua Tim Pengabdian pada Masyarakat, Dr Rmadhani Eka Putra mengatakan melalui pendekatan yang bersifat kualitatif-deskriptif, komunitas ini melibatkan ibu-ibu PKK RW 01 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung sebagai ibu rumah tangga dan SDIT, SMP dan SMA Daarut Tauhid Boarding School Putra, dalam kegiatan edukasi dan praktik langsung pengolahan sampah organik dan anorganik.

BACA JUGA:Petugas KPPS di Kota Bandung Meninggal Akibat Kelelahan, Perludem Serukan Evaluasi Sistem Kerja

“Dalam kegiatannya, RUMASAJAGA mengenalkan berbagai metode pengolahan sampah seperti pembuatan ecoenzyme, kompos, vermikompos, dan pemanfaatan maggot. Bahkan, sampah anorganik pun diolah menjadi paving blok. Hasilnya pun cukup menggembirakan. Sebanyak 90% peserta berhasil mengolah sampah dan menghasilkan produk yang bermanfaat,” ujarnya.

Ramadhani menambahkan kegiatan pengabdian masyarakat ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru, tetapi juga mengubah perilaku masyarakat dalam mengelola sampah. Peserta yang awalnya mungkin kurang peduli terhadap sampah, kini menjadi lebih sadar dan aktif dalam mengolah sampah di lingkungannya.

Menurutnya, kegiatan RUMASAJAGA mendapat dukungan penuh dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengatasi masalah sampah dan melibatkan masyarakat dalam upaya pelestarian lingkungan.

“Keberhasilan RUMASAJAGA menjadi contoh nyata bahwa kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat dapat memberikan solusi yang efektif dalam mengatasi masalah lingkungan. Diharapkan, kegiatan seperti ini dapat terus dikembangkan dan melibatkan lebih banyak pihak untuk menciptakan Bandung yang lebih bersih dan hijau,” tandasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan