Masih kata Muradi, dari sisi lawan politik, sebenarnya M. Farhan juga bukan kandidat yang sulit dikalahkan. “Farhan kan bukan orang kuat banget, terbukti kalah juga di pileg sebelumnya,” cetusnya.
Menurut Muradi, kurang optimalnya mesin partai itu juga terjadi di kubu Partai Gerindra yang merupakan partai dari wakilnya atau R. Dhani Wirianata. “Dhani cenderung mengandalkan sentimen elite dari pada kerja politik,” paparnya.
Sementara Pengamat Politik Universitas Padjadjaran Kunto Adi Wibowo menambahkan, faktor Anies Baswedan nampaknya juga masih mempengaruhi simpatisan PKS. “PKS gabung KIM. Anies tidak jadi diusung. Ini nampaknya jadi sentimen besar bagi simpatisan PKS,” tuturnya.
Kunto melanjutkan, hadirnya Gerindra dalam koalisi pasangan Haru-Dhani nampaknya juga tidak terlalu mendulang suara. “Pemilih Gerindra nampaknya juga kurang temobilisasi ke pasangan Haru-Dhani,” cetusnya.
Kunto menuturkan, saat ini yang beredar adalah masih dalam bentuk quick count atau belum hitungan resmi KPU. Tapi biasanya hasil dari quick count tidak akan jauh beda dengan hasil hitung KPU. “Quick count itu juga punya akurasi, dan ada pergeseran pun paling tidak besar,” pungkasnya.(son)