JABAR EKSPRES – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Bandung Barat bakal menggunakan penghitungan cepat atau quick count secara mandiri untuk mengawal kemenangan pasangan calon (paslon) nomor urut 1 Didik Agus Triwiyono dan Gilang Dirgahari dalam pelaksanaan Pilkada Serentak 2024.
Ketua DPD PKS Bandung Barat Acep Hud Syalahudin mengatakan, dalam perhitungan cepat secara mandiri tersebut, koalisi paslon Didik dan Gilang sekiranya telah mengutus saksi yang disebar ke 2.562 TPS.
“Sesuai TPS 2.562 kita penuhi. Itu dilakukan untuk mengawasi dan memastikan keberlangsungan proses Pilkada Serentak 2024 secara adil dan sesuai dengan peraturan yang berlaku,” katanya saat dikonfirmasi, Rabu (27/11/2024).
Dijelaskan Acep, penghitungan cepat yang dilakukan pihaknya akan menggunakan metode akademik dan statistik. Yakni menggunakan sampling yang diambil dari 400 TPS.
BACA JUGA: Sendi-Melli Optimis Jemput Kemenangan di Pilkada Kota Bogor
Ia memastikan metode yang dilakukan dalam quick count cukup akurat dan bisa dipertanggung jawabkan.
“Jadi dari TPS itu secara metodologi 400 yang jadi sampling. Ada metodologinya. Kita ambil sampling dan itu sudah mewakili. Kalau di 400 sampling itu menang sudah mewakili. Dan itu akademik bisa kita tanggung jawabkan. Jadi tidak akan meleset biasanya,” katanya.
Dengan menggunakan metode tersebut, Acep memastikan quick count tim Dilan tidak akan berbeda jauh dengan lembaga lain.
Ia menjelaskan hitung cepat ini masih menjadi rujukan kemenangan bagi para calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Bandung.
“Ya bisa terjadi saja perbedaan. Tapi kalau metodologinya benar maka perbedaanya gak jauh. Kita juga ngapain hanya mengklaim kalau metodologinya salah. Lalu kenapa sampling nya 400, karena tadi berdasarkan akademik dan statistik hasilnya cukup mewakili dari total 2.562 TPS,” katanya.
BACA JUGA: Sendi Fardiansyah Tunaikan Hak Pilihnya, Doakan Kota Bogor Dapat Pemimpin Terbaik
Disinggung hasil survei terakhir yang dirilis oleh sejumlah lembaga survei diantaranya Median dan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang menempatkan pasangan Didik-Gilang diposisi ke-3, Acep sama sekali tak mempermasalahkannya. Karena menurutnya hasil survei tidak bisa dijadikan acuan kemenangan.
“Makanya kami secara internal tidak menyampaikan masyarakat karena kami yang membiayai. Jadi khawatir bias. Kami berusaha untuk fair. Kalau kita tetap optimis. Karena survei itu gimana trennya. Jadi kalau trennya naik ya hasilnya tinggi. Kalau survei itu memotret hari itu kalau ada perubahan jangankan dalam waktu sebulan, sepekan hari besok aja bisa berubah,” katanya.