Menurutnya, meski berbagai upaya telah dilakukan untuk menjadikan proses pemilu lebih inklusif, faktanya, aksesibilitas untuk kelompok difabel di Tempat Pemungutan Suara (TPS) masih jauh dari ideal.
Annisa Kirana, peneliti dari Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), mengungkapkan bahwa meskipun ada upaya penyediaan template braille untuk pemilih tunanetra, implementasinya belum sempurna.
BACA JUGA: Ini 3 Aplikasi Penghasil Uang Tercepat 2024, Dapatkan Rp 100.000 Sehari
“Sejauh pengamatan, template braille memang tersedia, tetapi seringkali braille-nya kurang timbul sehingga menyulitkan pemilih tunanetra untuk membacanya. Hal ini mengakibatkan proses mencoblos menjadi lebih lama dan berpotensi membingungkan,” ujarnya.
Lebih dari itu, Annisa menyoroti minimnya aksesibilitas untuk penyandang disabilitas lainnya. “Masih banyak TPS yang tidak ramah difabel, misalnya dengan adanya anak tangga dan jalan yang kurang landai. Ini tentu menjadi hambatan besar bagi pengguna kursi roda atau mereka dengan keterbatasan mobilitas,” tambahnya.
Bukan hanya soal infrastruktur, kekurangan juga terlihat pada aspek komunikasi dan informasi di TPS. Annisa menyarankan adanya panduan yang lebih inklusif, seperti papan informasi yang dilengkapi dengan petunjuk menggunakan bahasa isyarat.
Pilkada seharusnya menjadi momen di mana semua warga negara, termasuk kelompok difabel, bisa menggunakan hak pilihnya tanpa hambatan. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa inklusi pemilih difabel masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah dan penyelenggara pemilu.
BACA JUGA: 6 Obat Tradisional untuk Flu Menurut Dokter yang Wajib Dicoba!
“Papan informasi di TPS seharusnya dilengkapi dengan panduan bahasa isyarat terkait cara mencoblos. Ini penting untuk memastikan teman-teman tuli juga dapat memahami proses pemilu secara mandiri,” tegasnya.
Dia pun menyarankan, hal-hal yang menjadi rekomendasi untuk kedepannya agar dapat mengakomodir teman-teman disabilitas. Diantaranya memasukkan infromasi sign language di depan papan informasi.
“Mengimbau juga terkait aksesibilitas terhadap teman-teman disabilitas (ramps), memastikan terkait huruf braille yang bisa benar-benar timbul,” pungkasnya.
Liputan hasil kolaborasi dengan Perludem untuk mengawal proses Pilkada 2024 dan memastikan pilkada berjalan dengan adil dan transparan.