”Melalui program ini, kami ingin menunjukkan bahwa teknologi adalah alat untuk membangun kemandirian. Ini bukan hanya kerja sama antara ITB dan PT Nuswantoro Manunggal Jati, tetapi kontribusi kami bagi Indonesia,” tegas Prof. Brian.
Sementara itu, Direktur Utama PT Nuswantoro Manunggal Jati, Noor Mustaqim menyoroti kerja sama tersebut. Menurutnya, kerja sama yang dilakukan merupakan langkah nyata dalam mendukung agenda industrialisasi pemerintah.
Dia menjelaskan, hilirisasi mineral tidak hanya soal pengolahan sumber daya, tetapi juga menciptakan nilai tambah yang berdampak langsung pada ekonomi nasional.
”Dengan pendekatan berbasis riset seperti ini, kita bisa memastikan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi eksportir bahan mentah, tetapi juga pemain utama dalam rantai pasok global,” ungkap Noor.
Dengan adanya Nota Kesepahaman ini, FTI ITB dan PT Nuswantoro Manunggal Jati diharapkan mampu menciptakan inovasi-inovasi strategis di bidang teknologi material nano dan hilirisasi mineral, sekaligus menciptakan industrialisasi yang kuat, mandiri, dan berkelanjutan.
”Langkah ini menjadi salah satu pijakan penting menuju Indonesia Emas 2045,” pungkasnya. (*)