Selain modal popularitas dimiliki Jeje sebagai artis, lanjutnya, paslon nomor 2 ini endorsement-nya luar biasa, didukung kalangan artis dan gerakan kampanyenya tersebar. Kemudian dengan diusung Gerindra endorment Prabowo memberi banyak andil pada naiknya popularitas dan elektabilitas Jeje Ritcie-Asep Ismail.
”Kita lihat kampanye terbuka menghadirkan konser Dewa 19, bagi calon lain berpikir dua kali untuk melakukan itu. Artinya paslon ini punya power dan logistik kuat,” terangnya.
Catatan Arlan, paslon nomor 2 ini harus bisa merealisasikan program Prabowo ke KBB. Sehingga, hal itu akan menarik minat masyarakat untuk memilih Jeje Ritcie-Asep Ismail karena prioritas program pusat linear ke daerah.
”Endorsement partai dengan figur pak Prabowo memberi keuntungan jika Jeje bisa memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa jika mereka terpilih mampu menjadikan program di KBB menjadi prioritas pemerintah pusat,” terangnya.
Sementara, Paslon nomor 3 Hengky Kurniawan-Ade Sudrajat memiliki keuntungan sebagai petahana, namun sayangnya tidak nampak sosok Hengki sebagai orang yang pernah menjabat Wakil Bupati dan kemudian Bupati tidak bisa mengeksplorasi kerja politik selama menjabat.
”Sebagai petahana seolah tidak memiliki prestasi karena masih mengusung program lama, tidak ada terobosan baru. Meski sebagai artis yang lebih dulu masuk ke KBB Hengki dengan loyalisnya masih terjaga, namun dalam pilkada ini belum aman, karena itu ada pendatang baru yang notabene mampu menyainginya,” terang Arlan.
Untuk nomor 4 Edi Rusyandi-Unjang As’ari, Arlan memandang meski didukung Partai Golkar dan PKB latar belakang santri-aktivis ini belum bisa mendobrak popularitas dan elektabilitas paslon. Program unggulan yang disodorkan kepada masyarakat masih terbilang normatif, sehingga tidak memantik kekuatan dari luar koalisi partai.
”Paslon nomor 4 ini mengandalkan kekuatan internal saja, program unggulan juga normatif sehingga tidak bisa mendobrak potensi dukungan dari luar. Sementara paslon lain memiliki modal popularitas seperti artis,” bebernya.
Bagi paslon nomor 5 Sundaya-Asep Ilyas, lanjut Arlan, kolaborasi mantan legislatif dan eksekutif ini memunculkan program unggulan yang spesifik memberikan solusi permasalahan di KBB. Namun, dengan berangkat dari independen tanpa gerbong koalisi partai politik dirasa berat untuk menggaet simpati masyarakat.