“Memang kita prihatin terhadap apresiasi pengelola pendidikan terhadap guru dalam konteks honorariumnu (honorer). Dan kita juga mengkhawatirkan dengan rendahnya apresiasi ini dapat berdampak terhadap kualitas pendidikan,” ucapnya saat dikonfirmasi
Oleh karena itu, Yomanius meminta kepada pemerintah khususnya dinas pendidikan (Disdik) untuk menghadirkan atau membuat kebijakan yang fair bagi guru non ASN.
“Ini perlu ada kebijakan yang fair, karena honorarium guru khususnya swasta (honorer) itu sangat dipengaruhi juga oleh jumlah siswa. Dan kalau jumlah siswanya sedikit, jangan harap honorarium nya itu besar. Jadi ini perlu adanya penyempurnaan kebijakan seperti BPMU,” ungkapnya.
BACA JUGA: Ketua KPU Ciamis: Tidak Ada Pergantian untuk Yana D Putra
Dukung Kesejahteraan, Pengamat Pendidikan Minta Pemerintah Muliakan Profesi Guru
Di sisi lain, kesejahteraan guru khususnya non ASN atau honorer ini juga, tak luput dari perhatian pengamat pendidikan UPI Cecep Darmawan.
Dimana dalam pernyataannya, di momentum hari guru seperti ini, Cecep menyebut pemerintah harus terus mampu memuliakan profesi guru.
“Salah satunya seperti bagaimana memuliakan profesi guru baik dari penghargaan, gaji, penghormatan, perlindungan baik profesi maupun hukum,” ungkapnya.
BACA JUGA: Benarkah SPBU Shell Akan Tutup? Ini Perbedaan Shell dan BBM Pertamina di Indonesia
Sehingga dengan adanya hal ini, Cecep menuturkan kesejahteraan guru khususnya non ASN atau honorer kedepannya dapat terus meningkat.
“Karena menurut hemat saya, sekarang tidak sedikit guru-guru yang dipersekusi dalam berbagai persoalan. Jadi itu harus ditingkatkan,” pungkasnya.(San).