Guna menjawab masalah banjir, Pemkot Bandung tampak agak ‘ngotot’ membangun kolam retensi baru di kawasan Gedebage. Hal ini diklaim sebagai upaya menangani masalah banjir menahun di wilayah Bandung Timur tersebut.
BACA JUGA: BRILink Permudah Masyarakat Prabumulih Setor-Tarik Tunai
Kawasan Gedebage sudah memiliki kolam retensi yang mampu menampung 5.425 meter kubik air dan masuk ke aliran Sungai Cipamulihan. Namun kolam retensi tersebut belum bisa menampung aliran air, sehingga air tetap tumpah ke arah jalan.
Dari sejak pembangunan tahun 2018, dalam merancang pembangunan penampungan air hujan itu di Gedebage, Pemerintah (Pemkot) Bandung mengeluarkan anggaran sebesar Rp286,6 juta. Masuk tahap lelang tahun 2020, nilai kontraknya mencapai Rp6,6 miliar.
Guna menjawab masalah banjir, Pemkot Bandung tampak agak ‘ngotot’ membangun kolam retensi baru di kawasan Gedebage. Hal ini diklaim sebagai upaya menangani masalah banjir menahun di wilayah Bandung Timur tersebut.
Kepala Dinas Sumber Daya Alam dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung, Didi Ruswandi membenarkan, kolam retensi baru tengah dibangun pada area itu. Pengerjaan proyek yang memakan anggaran Rp 16.117.215.912 itu diklaim bakal rampung akhir tahun ini.
“Memang sedang ada pembangunan kolam retensi di bawah sutet (area Pasar Induk Gedebage). Mudah-mudahan akhir Desember bisa beres,” singkat Didi kepada Jabar Ekspres, belum lama ini.
Dirinya memastikan, saat ini pengerjaan kolam retensi masih terus berjalan. Diupayakan rampung guna mengantisipasi banjir lebih parah di kawasan Gedebage. “Sehingga ketika masih musim hujan di bulan Desember, masih berfungsi,” imbuhnya.
BACA JUGA:30.000 Jiwa Terdampak Banjir di Kabupaten Bandung, Sampah Penyebab Utama Terjadi Bencana
Berdasarkan pantauan Jabar Ekspres di lokasi, pada Kamis (7/11) sore. Pengerjaan proyek diperkirakan masih belum di bawah 50 persen. Hal itu terlihat dari progres para pekerja kontruksi yang masih melakukan pengerukan lahan.
Pembangunan kolam retensi dinilai penting, kata Didi, mengingat total genangan wilayah yang berada di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Cinambo masih cukup tinggi. Bahkan hal tersebut mengakibatkan banjir di kawasan Bandung Timur itu sulit diselesaikan.