Dipertanyakan Fungsi dan Efektifitas, Pemkot Bandung Ngotot Bangun Kolam Retensi

BACA JUGA:Jelang Pilkada, Pemkab Bogor Siagakan Tim Kesehatan Hingga Mobil Ambulans

Perlu diketahui, Kawasan Gedebage sudah memiliki kolam retensi yang mampu menampung 5.425 meter kubik air dan masuk ke aliran Sungai Cipamulihan. Namun kolam retensi tersebut belum bisa menampung aliran air, sehingga air tetap tumpah ke arah jalan.

Dari sejak pembangunan tahun 2018, dalam merancang pembangunan penampungan air hujan itu di Gedebage, Pemerintah (Pemkot) Bandung mengeluarkan anggaran sebesar Rp286,6 juta. Masuk tahap lelang tahun 2020, nilai kontraknya mencapai Rp6,6 miliar.

“Kalau fungsi kolam retensi cuman bikin banjir cepet surut. Mending enggak perlu bikin lagi. Kan masalahnya itu banjir. Jadi ya kalau dibangun, terus tetap banjir, buat apa?” tegas Angga.

Berbeda dengan Nur Insaan yang bermukim di kawasan Cingised, Kota Bandung. Sampai saat ini belum terdapat langkah konkrit yang dilakukan Pemkot Bandung guna mengatasi permasalahan banjir di wilayah tersebut.

Bahkan di wilayah RW 04, Kecamatan Cisaranten Endah, Arcamanik. Surutnya genangan bisa memakan waktu hingga 1×24 jam.

BACA JUGA: Guru Tarik Gaji Bulanan di BRI, Menyenangkan Layanan Cepat dan Mudah 

“Kalau hujannya malem terus banjir, surutnya bisa sampai besok. Emang gak sampai masuk pemukiman, cuman untuk aktifitas sehari-hari kan kita harus lewatin genangan yang dijalan itu,” ucapnya.

Diakui Isan, hal tersebut berkenaan dengan sistem drainase yang tidak berjalan secara optimal. Bahkan aliran air kerap kali mengendap akibat gorong-gorong yang kondisinya sejajar dengan letak jalan.

Selain itu, keberadaan Rupom Cironggeng hanya memfasilitasi sebagian kawasan Cingised, tepatnya RW 06 Cisaranten Kulon. Sehingga sampai saat ini banjir masih kerap melanda kawasan tersebut.

“Cingised tuh ada yang masuk Cisaranten Kulon, ada yang masuk Cisaranten Endah. Nah saya masuknya Cisaranten Endah yang sampai sekarang masih sering banjir,” katanya.

“Rupom mah cuman nyedot air yang RW 06, kekita mah belum. Padahal ini udah parah. Sok coba liat aja itu solokan, yang harusnya ngalirin air pas hujan tapi ini gak berfungsi. Selama ini juga belum ada sama sekali perbaikan, terakhir itu ya Rupom,” ungkapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan