Tagar Perang Dunia 3 Menggema Usai Putin Ancam Akan Luncurkan Serangan Nuklir sebagai Respons Atas Kesepakatan Barat

JABAR EKSPRES – Sekarang ini tagar Perang Dunia 3 tengah menjadi perbincangan ramai di dunia maya, khususnya di X (dulu Twitter).

Perang Rusia-Ukraina telah mencapai hari ke-1.000, dan ketegangan terus meningkat setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan perubahan besar dalam doktrin nuklir negaranya.

Langkah ini dianggap sebagai respons terhadap serangan Ukraina yang menggunakan misil jarak jauh dari Amerika Serikat ke wilayah Rusia.

Atas dasar itulah kini tagar Perang Dunia 3 menjadi bahan perbincangan di media sosial. Lantas, apa lagi sebenarnya yang sedang terjadi?

BACA JUGA: Biden Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Jarak Jauh AS untuk Melawan Rusia, Putin Meradang!

Serangan Ukraina ke Wilayah Rusia

Pada hari yang sama saat AS memberikan izin kepada Ukraina untuk menggunakan misil jarak jauh, Kyiv segera melancarkan serangan ke wilayah Bryansk di Rusia. Serangan ini menjadi titik balik, karena sebelumnya AS enggan memberikan persetujuan untuk penggunaan senjata ini di luar wilayah Ukraina.

Moskow menegaskan bahwa serangan tersebut merupakan eskalasi yang berbahaya, sementara Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, menyebut tindakan ini sebagai “pesan jelas” bahwa Barat ingin memperbesar konflik.

Rusia Turunkan Ambang Batas Nuklir

Presiden Putin mengeluarkan dekrit baru yang menurunkan ambang batas penggunaan senjata nuklir. Rusia kini mengklaim berhak menggunakan nuklir, bahkan jika hanya menghadapi serangan senjata konvensional, selama kedaulatan atau integritas wilayahnya terancam.

Langkah ini dianggap sebagai peringatan tegas kepada Barat agar tidak melampaui batas, terutama dengan dukungan senjata kepada Ukraina. Untuk menegaskan pesan tersebut, Rusia juga menggelar latihan nuklir besar-besaran.

Kemajuan Teritorial Rusia di Ukraina

Sejak awal tahun 2024, Rusia berhasil merebut hampir 2.000 kilometer persegi wilayah Ukraina, enam kali lipat dari total pencapaiannya sepanjang 2023. Wilayah seperti Kurakhove menjadi saksi bisu dari bombardir besar-besaran dalam upaya Rusia untuk memperluas kendali teritorialnya.

Namun, kemajuan ini datang dengan harga mahal. Puluhan ribu tentara Rusia kehilangan nyawa, tetapi Moskow tampaknya siap membayar harga tersebut demi memperkuat posisinya dalam potensi perundingan damai di masa depan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan