Tak Terprovokasi Aksi Boyolali, Peternak Sapi di Lembang Lebih Disulitkan Harga Pakan Mahal

JABAR EKSPRES  – Peternak sapi perah di Kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengaku tidak terpengaruh dengan aksi peternak sapi di Boyolali yang membuang susu karena tak dibeli oleh Industri Pengolah Susu (IPS).

Salah seorang peternak sapi di Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Wawan (52) mengungkapkan, peternak sapi diwilayahnya masih memeras susu sapi secara normal, yakni dua kali sehari, pagi dan sore.

“Alhamdulilah masih normal di sini, enggak seperti di media sosial ada peternak sapi yang membuang susu hasil peras sapinya,” katanya kepada wartawan, Rabu (13/11/2024).

Menurutnya, para peternak sapi di Lembang seusai memeras susu. Mereka langsung mengantarkan hasil perasnya ke penampungan sementara sebelum dikumpulkan di Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU).

Kendati begitu, Wawan kerap merasa dipusingkan oleh harga susu murni yang masih tetap dijual seharga Rp7.200 kepada koperasi.

“Kami enggak membuang-buang susu, yang kami pusingkan saat ini oleh harga pakan yang masih mahal. Belum lagi peternak juga memiliki beban para buruh perah. Satu ekor sapi dibutuhkan pakan sekitar 30-40 kilogram/hari,” katanya.

“Untuk kejadian seperti di Boyolali di kita enggak ada karena koperasi masih menampung susu. Sementara harga susu yang diterima koperasi masih tetap,” sambungnya.

Padahal, lanjut dia, sapi perah harus memperhatikan nutrisi dengan pemberian tambahan hijauan agar tak berpengaruh terhadap produksi susu. Dengan begitu, otomatis pengeluaran ekstra dibutuhkan demi menjaga kesehatan dan kualitas susu sapi.

“Kami peternak tetap harus memberi pakan tambahan agar sapi sehat dan produksi susunya banyak,” bebernya.

Kondisi serupa dialami peternak sapi di Kampung Nyalindung RT05/RW08, Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Titi. Seorang perempuan berusia 54 tahun ini mengungkapkan hasil pendapatan dari susu perah hanya cukup untuk sekedar makan tiap bulannya.

Ia mencontohkan hasil susu dari satu ekor sapi per harinya sekitar 12 sampai 18 liter. Jumlah yang didapatkan per bulannya sekitar Rp3.000.000. Sementara pengeluaran mulai dari pakan, perawatan kesehatan, dan lainnya mencapai Rp2.200.000. Jadi ia mendapatkan keuntungan bersih sekitar Rp800.000 per ekornya, dikalikan 6 ekor sapi.

Writer: Suwitno

Tinggalkan Balasan