JABAR EKSPRES – Aktivis lingkungan mengkritik efektivitas kolam retensi di Gedebage, Kota Bandung, dalam mengatasi permasalahan banjir yang terus berulang. Manajer Advokasi dan Kampanye Walhi Jabar, Hannah menyebut, kolam retensi tidak dapat selesaikan masalah banjir secara menyeluruh.
Hal tersebut disebabkan kapasitasnya yang terbatas dan tidak didukung dengan peningkatan daya serap tanah. “Kolam retensi hanya salah satu upaya,” ujar Hannah kepada Jabar Ekspres, Selasa (12/11).
“Tetapi jika kapasitas run off dan infiltrasinya tidak ditingkatkan, kolam retensi tidak akan berfungsi maksimal,” imbuhnya.
Dirinya menambahkan, meskipun kolam retensi sudah dibangun di kawasan Gedebage, sejauh ini hanya mampu berfungsi dengan efisiensi sekitar 30 persen. Berdasarkan angka tersebut, maka kolam retensi dinilai tidak efektif dalam menanggulangi banjir.
Hannah menjelaskan bahwa solusi utama dalam mitigasi bencana banjir harus dilakukan di hulu, dengan fokus pada reforestasi dan penertiban pembangunan yang tidak sesuai dengan peruntukan lahan.
Wilayah Gedebage, yang sebelumnya merupakan kawasan pertanian dan irigasi, kini berubah menjadi kawasan hunian. Perubahan fungsi lahan ini, lanjutnya, menjadi salah satu faktor penyebab berkurangnya daya serap air di kawasan tersebut.
“Gedebage adalah kawasan dataran rendah yang sangat vital untuk serapan air hujan Kota Bandung. Alih fungsi lahan, terutama dari pertanian menjadi perumahan, telah mengurangi kapasitas kawasan ini dalam menangani air hujan,” jelasnya.
Lebih jauh, Hannah menyoroti bahwa alih fungsi lahan di Gedebage mencapai 332,4 hektar, yang berkontribusi pada penurunan daya serap air hingga 3-6 persen per tahun.
Pemberian izin yang mudah kepada pengembang, kata Hannah, seringkali bertentangan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), memperburuk keadaan ini.
Aktivis lingkungan itu mendesak, pemerintah lebih memperhatikan kelestarian kawasan hulu dan melakukan penataan ulang yang lebih sesuai dengan kebutuhan ekologis, agar mitigasi bencana banjir di Gedebage dapat lebih efektif.
“Alih fungsi lahan ini tidak hanya mengurangi kemampuan kawasan dalam menyerap air, tetapi juga menyebabkan saluran drainase yang tidak optimal, serta infiltrasi yang semakin buruk,” tutup Hannah.