JABAR EKSPRES – Tol Cipularang, yang menghubungkan Jakarta dan Bandung, merupakan jalur vital yang sering dilalui oleh ribuan kendaraan setiap harinya. Namun, di balik kesibukannya, terdapat satu titik yang kerap menjadi lokasi kecelakaan, yaitu di Kilometer (KM) 92.
Pada Senin, 11 November 2024, sebuah kecelakaan beruntun melibatkan 16 kendaraan, termasuk mobil pribadi dan truk, terjadi di titik ini, yang kembali memicu pertanyaan: Mengapa kecelakaan sering terjadi di KM 92 Tol Cipularang?
Faktor Penyebab Kecelakaan di KM 92
- Kondisi Jalan
Salah satu faktor utama penyebab kecelakaan di KM 92 Tol Cipularang adalah kondisi jalan yang menurun tajam mulai dari Kilometer 100. Di jalur ini, kendaraan cenderung melaju lebih cepat karena pengaruh gravitasi. Bagi pengemudi yang tidak hati-hati, kecepatan kendaraan yang semakin meningkat dapat membuat mereka kehilangan kendali, terutama saat tiba-tiba ada hambatan atau kendaraan lain di depan.
Selain itu, beberapa bagian jalan di Tol Cipularang juga sering tergenang air saat hujan deras, yang semakin membuat permukaan jalan licin dan berisiko tinggi bagi pengemudi yang tidak waspada.
Baca Juga: Ngerinya Tabrakan Beruntun di KM 92 Tol Cipularang Sering Terjadi
- Cuaca Buruk
Kecelakaan yang terjadi pada 11 November lalu diketahui terjadi saat hujan lebat mengguyur kawasan tersebut. Hujan deras tidak hanya mengurangi jarak pandang, tetapi juga membuat jalan menjadi licin, meningkatkan kemungkinan kendaraan tergelincir atau tidak bisa berhenti dengan cepat saat diperlukan. Kondisi cuaca seperti ini membutuhkan kewaspadaan ekstra dari pengemudi, terutama di jalur yang menurun.
- Faktor Human Error (Kesalahan Pengemudi)
Selain kondisi jalan dan cuaca, faktor manusia juga berperan besar dalam sering terjadinya kecelakaan di KM 92. Kesalahan pengemudi, seperti kurangnya konsentrasi, melaju dengan kecepatan tinggi, atau tidak menjaga jarak aman, sering kali menjadi pemicu utama kecelakaan. Di jalan tol yang ramai, pengemudi yang mengabaikan rambu-rambu lalu lintas dan tidak mengikuti aturan yang ada rentan terlibat dalam kecelakaan beruntun.
Pada kecelakaan 11 November, misalnya, salah satu korban yang selamat menyebutkan bahwa sebuah truk mengalami rem blong, yang menyebabkan kecelakaan beruntun. Kejadian ini menunjukkan bahwa kecelakaan sering dipicu oleh kombinasi antara kondisi jalan yang menantang dan pengemudi yang tidak waspada atau mengalami masalah teknis pada kendaraan.