Dedi Mulyadi Tak Pakai Ikat Kepala di Debat, Tapi Gaya Jambul Satu Ala Lurah Semar

JABAR EKSPRES – Calon Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tampil tidak biasa dalam debat publik yang digelar KPU Jabar, Senin (11/11). Ia tak memakai ikat kepala seperti biasa, tapi malah menonjolkan rambut bergaya jambul.

Gaya itu tentu bukan terjadi begitu saja. Tapi disengaja dan memiliki makna politis tertentu.

Dedi Mulyadi menuturkan, dalam tokoh pewayangan ada seorang tokoh yang dia memilih turun ke bumi dibanding tinggal di alam langit yang disebut dengan alamnya para dewa. Tokoh itu juga memilih tinggal di kampung.

BACA JUGA: GBR Apresiasi dan Dukung Pasangan Ngatiyana-Adhitia jadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cimahi, Ini Alasannya!!

Dia sebenarnya orang yang memiliki kualifikasi manusia atau tokoh yang sempurna. Dirinya sangat memahami Tuhan secara utuh. “Namanya Lurah Semar,” jelasnya.

Dedi melanjutkan, dalam kehidupan sehari – hari ia justru selalu dihinakan oleh tokoh Durna yang merasa paling pandita paling mengerti ilmu pengetahuan. Semar memiliki ciri rambutnya jambul ke atas satu.

“Itu filosofi perjalanan hidupnya. Walaupun tiap hari berkeringat sebagai petani, hidup di tengah-tengah masyarakat biasa bahkan jabatannya hanya sebagai Lurah. Tetapi dia manusia mulia yang tidak pernah memperlihatkan kemuliaannya,” bebernya.

BACA JUGA: POCO C65, Smartphone Terjangkau di Promo 11.11 dengan Fitur Lengkap untuk Kebutuhan Sehari-hari

Dedi menambahkan, Semar lebih memilih membangun kemuliaan dirinya dibanding dengan kesombongan dalam ritualitas. Dia memilih menjadi manusia yang berguna, dengab menanam padi memelihara ikan, domba, memelihara sapi membangun desa. Sehingga desa itu menjadi desa yang memiliki kemakmuran.

Ciri kedua tokoh pewayangan itu adalah warna bajunya. Yakni cuman dua, hitam dengan putih. Itu sebagai lambang bagi dirinya bahwa dia berserah diri pada Tuhan tetapi dalam kehidupan kesehariannya dia tunduk pada hukumnya tanah, tunduk pada hukumnya air, tunduk pada umumnya cahaya dan duduk pada hukumnya angin atau udara. “Ini prinsip-prinsip yang saya sampaikan di depan publik melalui pendekatan filosofi pakaian yang saya pakai hari ini,” terangnya.(son)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan