SMA Bina Muda Cicalengka Bandung Kenalkan Politik dan Demokrasi pada Siswa Lewat P5

“Pemaparan gagasan harus masuk akal, kemudian program-program apa saja dan bagaimana merealisasikannya juga para Paslon harus jelas,” tuturnya.

Diketahui, P5 merupakan salah satu komponen inti dalam kurikulum merdeka. Penerapan P5 menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning).

BACA JUGA: Harga Komoditi Pangan Naik Serentak di Pasar Kota Bandung

Projek sengaja dirancang untuk membantu para peserta didik melakukan pendalaman, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan.

“Menurut saya, dalam pengaplikasian P5 pada kurikulum merdeka, para peserta didik dilatih agar dapat memproses projek untuk diselesaikan, jadi bisa menghadapi suatu permasalahan atau tugas dengan efisien, karena langsung praktik,” bebernya.

Berikut Beberapa Contoh Penerapan P5

• Gaya hidup berkelanjutan
• Kearifan lokal
• Bhinneka Tunggal Ika
• Bangunlah jiwa dan raganya
• Suara demokrasi
• Rekayasa dan teknologi
• Kewirausahaan

BACA JUGA: Wakil Ketua DPRD Kota Cimahi Ali Hasan Meninggal Dunia di RS Santosa Bandung

Adapun pengaplikasian kurikulum merdeka, yakni merujuk pada implementasi dari Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Permendikbudristek) nomor 12 tahun 2024, tentang Penetapan Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum pada Paud, jenjang pendidikan dasar dan jenjang pendidikan menengah.

Menurut Agung, pelaksanaan program P5 dalam implementasi kurikulum merdeka, dinilai cukup bisa membuat sistem kegiatan belajar mengajar (KBM) tidak cenderung membosankan.

Hal itu disebabkan, karena dengan adanya sejumlah praktik membuat para siswa antusias dan cukup menjadi dorongan semangat untuk mengembangkan kemampuan diri.

BACA JUGA: Najwa Shihab: Kesuksesan Selalu Berkat Dukungan Orang Lain

“Kemarin dengan skema Pilkada, setidaknya siswa jadi lebih paham bagaimana berdemokrasi. Walaupun berbeda pendapat dan pilihan, ketika pimpinan atau Ketua OSIS ada yang terpilih, mereka harus kembali bersatu jangan terus terpecah,” bebernya.

“Mereka harus gotongroyong bersama-sama merealisasikan program dan bisa membawa nama baik OSIS juga nama baik sekolah,” pungkas Agung. (Bas)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan