Pemateri pertama, Apt. Mia Nisrina A.F, M.Farm, dari kelompok keilmuan Farmasi Umum Apoteker, memberikan edukasi mengenai hipertensi, risiko, dan pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin.
Pemateri kedua, Apt. Wempi Budiana, M.Si, dari kelompok keilmuan Biologi Farmasi, menyampaikan informasi tentang manfaat dan cara pengolahan TOGA untuk hipertensi.
Edukasi ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan praktis kepada masyarakat dalam memanfaatkan tanaman lokal sebagai pengobatan alternatif yang terjangkau dan mudah diakses.
Setelah sesi edukasi, masyarakat diajak melakukan cek kesehatan, yang meliputi pemeriksaan tekanan darah, kadar asam urat, dan kolesterol.
Kegiatan skrining ini bertujuan untuk membantu masyarakat mengetahui kondisi kesehatannya agar dapat melakukan pencegahan dini terhadap hipertensi dan penyakit lainnya.
Pada akhir kegiatan, dilakukan post-test untuk mengevaluasi peningkatan pengetahuan peserta mengenai pencegahan hipertensi dan pemanfaatan TOGA.
Pelaksanaan program ini tidak hanya diharapkan meningkatkan kesadaran kesehatan masyarakat, tetapi juga membuka potensi ekonomi baru melalui pemanfaatan tanaman obat lokal.
Ketua tim pengabdian, Apt. Jajang Japar Sodik, M.Farm, menyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat melalui edukasi dan pemanfaatan TOGA ini merupakan langkah awal untuk menciptakan kemandirian kesehatan dan ekonomi berbasis sumber daya lokal.
“Kami berharap dengan edukasi ini, masyarakat dapat mandiri dalam menjaga kesehatan melalui pemanfaatan sumber daya yang tersedia di sekitar mereka,” jelasnya.
Kegiatan ini terlaksana berkat dukungan dari Direktorat Riset dan Pengabdian pada Masyarakat (DRPM) Universitas Bhakti Kencana, sesuai dengan Surat Keputusan Nomor: 097/01/UBK/X/2024.
Program ini diharapkan menjadi model bagi desa-desa lain dalam memanfaatkan potensi tanaman obat lokal untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat secara berkelanjutan.