Dari segi performa, kata Khaeruddin, penguasaan materi menjadi aspek yang sangat penting. Paslon dengan rekam jejak kepemimpinan yang solid biasanya lebih unggul dalam menyampaikan visi dan misi mereka. Catatan keberhasilan dan perubahan yang telah dicapai selama periode sebelumnya menjadi tolok ukur untuk program-program berikutnya.
“Hal ini memberikan gambaran kepada masyarakat tentang kemampuan paslon dalam mewujudkan janji-janji politik mereka”, jelasnya.
Khaerudin mengamati dalam debat pilkada kabupaten Indramayu kemarin, ada paslon yang terjebak dalam sisi emosional dan menyerang lawan, sementara ada juga yang lebih bijak dalam menyampaikan program dan menghormati lawan. Komunikasi yang baik seharusnya mencerminkan kualitas kepemimpinan.
Pengamat Politik IPRC (Indonesia Political Research Consulting) Firman Manan menjelaskan, bahwa debat publik merupakan sarana mengenalkan program visi misi dari Paslon.
“Program visi misi dipaparkan dengan gimick dan tekstur oleh para calon Bupati, ” jelas Firman.
Firman menilai, dalam debat perdana tersebut, paslon Nina Agustina – Tobroni menjelaskan keberlanjutan program Nina Agustina semasa menjadi bupati.
Firman sendiri menilai debat dibuka dengan pemaparan Visi Misi Paslon dng durasi 2 Menit. Paslon 01 membuka dengan visi misi secara bergantian antara Calon Bupati dan Wakil Bupati. Paparan belum selesai namun waktu sudah habis. Paslon 02 dibuka dengan statement tentang apa itu Bupati, dilanjutkan dengan penyampaian tentang kegiatan turun kemasyarakat dan menyebut tuduhan tuduhan negatif kepada Calon Bupati 03.
“Isinya tendensius dan cenderung menyudutkan paslon 03, sehingga terlena untuk pemaparan visi misi hanya disampaikan 30 detik dan terilihat terburu,” jelas Firman.
Sementara, Firman menyoroti paslon 03 yang menyampaikan dengan tenang walaupun diserang oleh paslon 02, visi misi berhasil disampaikan secara singkat dan jelas disertai data data keberhasilan selama ini yg telah mendapatkan penghargaan.
Segmen selanjutnya untuk Paslon satu justru wakil bupati terlihat lebih dominan dan lancar dalam menjawab dan menanggapi, Sementara paslon 02 terlihat calon Bupati banyak pernyataan yg tendensius dan menyerang kebijakan dan kinerja Paslon 3.
Sementara paslon 3 didominasi oleh Calon Bupati Dalam menjawab dan menanggapi walaupun demikian porsi untuk Wakil bupati juga dianggap cukup.