Kabinet Prabowo-Gibran Bentuk Menteri Digital, Atang Trisnanto Ajak Kampus Rumuskan Ikonik Digitalisasi Kota Bogor

JABAR EKSPRES – Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor nomor urut dua, Atang Trisnanto dan Annida Allivia mengajak universitas dan sekolah tinggi di Kota Bogor bersatu merumuskan ikonik digitalisasi.

Atang Trisnanto menyebut, hal itu sebagai benteng perjuangan generasi muda dari kalangan intelektual masa kini untuk membentuk nilai ekonomi, budaya dan layanan yang friendly.

Inisiatif ini, sambung dia, untuk memberikan warna dan inspirasi level daerah untuk mendukung kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang telah membentuk kementerian baru yakni Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia dengan menteri pertamanya adalah Meutya Hafid.

“Secara bentuk, Bogor punya Rubo tinggal dipikirkan apa ada ikon baru juga. Secara sistem digital sudah ikonik di masyarakat? Sepertinya belum, kita harus smart system,” katanya pada Selasa, 29 Oktober 2024.

BACA JUGA: Tanggapi Gelombang PHK di Industri Garmen dan Tekstil, Pj Gubernur Jabar minta Hak Pekerja Tetap Terpenuhi oleh Perushaan

“Kita sudah tidak mungkin berlari tanpa adaptif terhadap digitalisasi, tidak mungkin beres tanpa integrasi, tidak mungkin happy tanpa membentuk identitas kuat. Tidak mungkin berjalan tanpa selaras dengan program pemerintah pusat. Tidak akan Nyaman kalau data kita tidak aman,” imbuhnya.

Ia menilai, bahwa Bogor sesungguhnya tidak kekurangan pemuda revolusioner, inovatif, adaptif dan kolaboratif.

Pasalnya, Bogor mempunyai kampus-kampus berstandar internasional seperti IPB, ada pula kampus swasta yang berkembang.

“Hanya saja, selama ini belum ada yang merangkul para intelektual muda, programmer, desain grafis, hacker, pegiat media sosial, gamers menjadikan era digital ini untuk membangun daerah dengan cara bersatu membangun karya digital yang ikonik dan dikenang selamanya,” papar Atang.

BACA JUGA: Pj Bupati Bogor Pastikan Pembangunan Pos Gabungan Pengamanan Presiden Sudah 71 Persen

Politisi PKS ini menambahkan, sumpah pemuda yang kini begitu ikonik membakar ingatan tentang anak-anak muda yang kala itu tahun 1928, mampu membentuk identitas mereka sebagai pejuang dan didengarkan bangsa ini hingga kini.

Mereka, sambung Atang, hanya kenal bambu runcing, buku dari kertas yang terbatas, tidak ada telepon genggam, tapi sumpahnya mengiringi kemerdekaan Indonesia sampai sekarang dan seterusnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan