JABAREKSPRES – Calon wali kota Bandung, Muhammad Farhan, berkunjung ke Pesantren Sukamiskin, di Jalan A. H. Nasution, Kota Bandung, Jumat (25/10/2024).
Kedatangan calon wali kota nomor urut 3 ini disambut KH. R. Abdul Aziz Chaedar dan KH. Roni Zulqarnaen, pimpinan di lembaga pendidikan Islam tersebut.
Namun, ada hal lain yang disampaikan Farhan terkait kunjungannya itu. Dia teringat awal karirnya di Persib Bandung ketika menjadi direktur pemasaran PT Persib Bandung Bermartabat.
Saat pertama kali mengemban jabatan tersebut pada 2010 silam, tak lama berselang dirinya menemui KH. R. Abdul Aziz Chaedar untuk meminta doa restu serta masukan terkait Persib Bandung.
Tidak heran memang, karena selain sebagai ulama, kyai sepuh di Pesantren Sukamiskin itu merupakan pencinta dan pemerhati klub kebanggaan warga Jawa Barat tersebut.
“Selain silaturahmi dan meminta doa, saat itu saya datang ke sini untuk meminta saran dan masukan dari Pak Kyai tentang masa depan Persib,” katanya. Seperti diketahui, saat itu merupakan masa-masa awal Persib berada di era profesional setelah tidak lagi menggunakan dana APBD Pemerintah Kota Bandung sejak Agustus 2008.
Dalam pertemuan itu, lanjut Farhan, Kyai berpesan kepadanya agar Persib tidak melupakan jatidiri sebagai klub kebanggaan Kota Bandung dan Jawa Barat umumnya. Salah satu dengan tetap menggunakan pemain lokal baik dari Bandung mau pun Jawa Barat.
Farhan sependapat dengan usulan kyai tersebut. Menurutnya hal ini harus dijaga agar rasa cinta dan bangga masyarakat Bandung dan Jawa Barat umumnya terhadap Persib terus semakin tumbuh.
Pada sisi lain, tuntutan profesionalitas tidak bisa dikesampingkan, terlebih dengan tingginya keinginan bobotoh (penonton setia Persib) agar klub tersebut terus berprestasi. “Saat itu saya mulai berpikir bagaimana caranya agar Persib tetap ada pemain lokal, asli Bandung, tapi di sisi lain tidak mengenyampingkan profesionalitas dan tetap berprestasi,” jelasnya.
pemikiran inilah yang menjadi salah satu alasan Farhan bersama manajeman lainnya mendirikan Diklat Persib, akademi sepakbola untuk melahirkan pemain-pemain handal di masa depan.
“Tiga tahun setelah mendapat masukan dari Pak Kyai, saya mendirikan Diklat Persib yang tujuannya untuk mencari bakat-bakat baru di sepakbola,” katanya.