Mengenal Filosofis Gerakan Pencak Silat Panglipur Dalam Sistem Pertahanan Usik Sanyiru Padanan yang Nyaris Punah

INDONESIA tak hanya menjadi negeri yang kaya akan sumber daya alamnya, tapi dianugerahi juga dengan beragam kesenian dan budaya. Peninggalan-peninggalan para leluhur itu, banyak dikembangkan serta dipertahankan kelestariannya, baik alat musik tradisional, tarian khas di tiap daerah hingga bela diri Pencak Silat.

Yanuar Baswata, Jabar Ekspres

Seiring waktu, bela diri pencak silat semakin menyesuaikan dengan kebutuhan zaman, seperti mulai diikut sertakan di berbagai kejuaraan dari tingkat lokal hingga level internasional.

Melalui informasi yang berhasil dihimpun Jabar Ekspres, pencak silat menjadi seni bela diri sekaligus olah raga tradisional yang merupakan produk asli Kepulauan Nusantara.

Tak hanya di Indonesia, pencak silat kini sudah mendunia, bahkan beberapa alirannya tersebar dan dikenal luas di Asia Tenggara seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Filipina Selatan, dan Thailand Selatan.

Kendati demikian, walaupun pencak silat sudah mendunia tapi hanya segelintir orang yang memahami filosofis dari gerakan bela diri tradisional tersebut. Salah satu aliran yang kini nyaris hilang itu, yakni filosofis dari gerakan pencak silat Panglipur dalam sistem pertahanan usik sanyiru padanan.

 

Seorang Penulis Buku Gerak Rasa Usik Sanyiru Padanan, Nugraha Sugiarta mengatakan, pencak silat merupakan ilmu bela diri sangat melekat dengan Indonesia, adapun perguruan Panglipur, didirikan oleh Abah Aleh di Bandung sekira pada 1909 lalu.

“Sebetulnya pencak silat Panglipur sudah dikenal dan berkembang, bahkan sampai tingkat internasional. Cuman yang saya soroti adalah jurus usik sanyiru padanan ini, ternyata hampir punah,” katanya saat ditemui Jabar Ekspres pada Minggu (20/10).

Ketika berbincang, Nugraha sedang melanjutkan jurnal ilmiah sekaligus penelitiannya di lokasi Perguruan Pencak Silat Panglipur Pamager Sari, teparnya di wilayah Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Pria yang akrab disapa Nunu itu menerangkan, aliran Panglipur hingga saat ini sudah memiliki puluhan padepokan, terutama yang tersebar di berbagai wilayah di Provinsi Jawa Barat. Akan tetapi, untuk jurus usik sanyiru padanan hanya dikuasai dan dipahami secara filosofisnya oleh satu orang saja.

Tak heran apabila jurus tersebut dikategorikan hampir punah. Sebab yang dapat mempraktikkan sekaligus menafsirkan setiap gerakannya, hanya bisa dilakukan oleh Guru Besar sekaligus Ketua Perguruan Pencak Silat Panglipur Pamager Sari, Asep Gurwawan.

Tinggalkan Balasan