Ecovillage Tarumajaya, Menjaga Hulu Sungai Citarum Tetap Lestari

Debat hingga tekanan sudah menjadi makanan rutin Uus dan kawan-kawan. Karena banyak pihak beda kepentingan. “Untuk ditamani sayuran, itu kan butuh dibabat pohon-pohon besarnya,” cetusnya.

Dalam perjalanan itu, Uus mendapat angin segar. Yakni suntikan dukungan dari Astra. “Seingat saya itu tahun 2018,” ucapnya.

Suntikan dukungan dari Astra itupun cukup membantu. Layaknya pasukan perang di perbatasan yang mendapat kiriman logistik dan amunisi. Uus bersama komunitasnya bisa bergerak lebih agresif. Hingga bisa mewujudkan Ecovillage Tarumajaya seperti saat ini.

 

Punya Perdes Wajib Tanam Pohon Bagi Pengantin

Uus bersama rekan-rekanya tidak menyerah meski mendapat berbagai rintangan untuk bisa mewujudkan mimpinya. Selain sosialisasi dan edukasi, Uus dan rekan perjuangannya juga mendekat ke pemerintah desa. Termasuk mencari dukungan ke sejumla tokoh di Desa Tarumajaya.

Upaya itu ternyata tidak sia-sia. Sejumlah tokoh mulai simpatik, termasuk kepala desa. Berbagai koordinasi dan komunikasi terus dilakukan.

Gebrakan manis yang didapat dari perjuangan itu salah satunya adalah hadirnya Peraturan Kepala Desa (Perdes) Tarumajaya Nomor 2 Tahun 2022. Perdes itu mewajibkan setiap pasangan calon pengantin dan setiap orang tua atau wali yang akan menambahkan kelahiran baru untuk menanam pohon.

Bibit tanaman yang dipilih adalah tanaman produktif. Yakni tanaman yang bisa berbuah seperti kopi, alpukat hingga nangka. Namun tanaman itu tetap bisa menjaga ekosistem lingkungan. “Dua pohon untuk pengantin, satu pohon untuk kelahiran baru,” cetus Uus.

Regulasi lain yang berhasi disepakati adalah Perdes Tarumajaya No 6 tahun 2021. Yakni kesepahaman untuk menjaga kawasan sumber mata air di Desa Tarumajaya.

Kini Uus dan rekan-rekanya telah menikmati buah perjuangannya. Sedikitnya ada 2,5 hektar lahan di sekitar Situ Cisanti berhasil dijaga. Lahan itu kini telah penuh dengan tanaman kopi. Dan beberapa tanaman lain yang ikut menjaga agar lahan itu tetap asri dan tidak dibabat untuk pertanian sayur.

Selain 2,5 hektar lahan itu, juga ada lahan yang tersedia untuk menaman pohon bagi pengantin atau keluarga yang memiliki kelahiran baru di Desa Tarumajaya. Situ Cisanti sendiri saat ini juga telah berkembang menjadi salah satu ikon wisata. Itu juga hasil pengembangan kolaborasi berbagai pihak.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan