Ecovillage Tarumajaya, Menjaga Hulu Sungai Citarum Tetap Lestari

Asri karena Dijaga Komunitas

Saat ini, tujuh mata air yang mengalir ke Situ Cisanti itu masih mengalir. Kawasan itu juga nampak asri. Ternyata, hal itu juga tidak terjadi begitu saja. Itu salah satunya juga buah tangan dan perjuangan dari pemuda atau komunitas Ecovillage Tarumajaya.

Inisiator Ecovillage Tarumajaya, Uus Kusmana menceritakan, butuh perjuangan dan perjalanan panjang untuk bisa menjaga dan menjadikan kawasan di Kaki Gunung Wayang itu hingga sampai saat ini. Perjalanan itu dimulai sekitar 2009 lalu. “Pulang kampung, dari kerja di Bogor. Kena PHK juga,” tuturnya saat ditemui Jabar Ekspres, Senin (14/10).

Pria 47 tahun itu melanjutkan, kala itu dirinya resah dengan kondisi kampung halaman yang ditinggalinya. Banyak perilaku yang menyimpang dari upaya menjaga lingkungan. Mulai dari buang sampah sembarangan, limbah ternak tidak diolah, termasuk pembabatan hutan untuk sawah atau menanam sayur. “Sejak muda memang aktif di komunitas lingkungan, jadi resah kalau lingkungan rusak,” ucapnya.

Dari keresahan itulah Uus bergerak. Ia mengajak muda-mudi dikampungnya bergerak menjaga lingkungannya. “Kalau di biarkan ya ancur betul ini kampung,” ucapnya dengan sedikit nada tinggi ketika ditanya motivasinya bergerak menjaga lingkungan.

Uus mengungkapkan, salah satu bentuk nyata kerusakan lingkungan itu adalah hilangnya sejumlah mata air yang ada di Desa Tarumajaya. “Dulu ada 64 mata air, sekarang ada sekitar 20 persen telah hilang,” paparnya.

 

Hadapi Tantangan dari Pihak Pembabat Hutan

Uus memiliki sejumlah tahapan untuk bisa merubah perilaku masyarakat agar mau menjaga lingkungan. Praktik menjaga lingkungan itu dimulai dari tekad pribadi yang kemudian ditularkan ke tingkat keluarga, komunitas, hingga tingkat desa.

Uus memulai dari diri sendiri yang kemudian di praktikkan di keluarganya. Misalnya sudah mulai pilah sampah rumah tangga antara organik dan anorganik. Baru kemudian bergerak mengajak muda-mudi di kampungnya.

Ternyata perjuangan itu tidak semudah yang dibayangkan. Uus banyak menghadapai tantangan dan rintangan untuk bisa mewujudkan ecovillage. Tantang kepentingan salah satunya adalah dari pihak yang ingin membabat hutan. Mereka ingin menggunduli hutan di kawasan Situ Cisanti agar bisa dimanfaatkan sebagai lahan pertanian.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan