Maya mengaku bahwa keputusan itu bukan hal yang mudah baginya. “Kalau tergantung aku, aku tidak akan melakukannya. Tapi kalau aku memutuskan sebaliknya, aku akan kehilangan orang yang kucintai,” ujarnya dalam sebuah wawancara.
Yang lebih menyakitkan, Maya juga mengungkapkan bagaimana Liam meremehkan rasa sakit yang ia rasakan setelah aborsi dengan mengatakan, “Itu hanya seperti menstruasi yang berat.” Maya juga mengaku merasa sangat kesepian selama proses tersebut, bahkan harus pergi ke rumah sakit sendirian karena komplikasi yang terjadi.
Tuduhan Terhadap Liam
Maya menuduh Liam menyuruhnya untuk melakukan aborsi di rumah demi menghindari sorotan media. “Dia bilang, ‘Lakukan saja di rumah, aku tidak ingin media tahu kalau aku ada di rumah sakit’. Jadi aku melakukannya di rumah, lalu dia pergi,” kenangnya.
Kasus ini menambah panjang daftar permasalahan yang dihadapi Liam menjelang akhir hayatnya. Publik pun semakin berspekulasi bahwa tekanan psikologis yang dialami Liam akibat masalah pribadi dan tuduhan dari Maya Henry mungkin menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kondisinya sebelum insiden tragis ini terjadi.
Kepergian Liam Payne yang mendadak ini memicu ungkapan duka dari berbagai pihak, termasuk para penggemar dan rekan-rekannya di dunia musik.