JABAR EKSPRES – Baru-baru ini viral di media sosial tentang larangan memberikan teh kepada balita.
Zat besi adalah nutrisi yang sangat penting karena berfungsi memproduksi hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang bertugas mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh.
Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi, yang berisiko pada kesehatan balita.
Baca Juga:Ambil Saldo Gratis Rp150 Ribu di Link DANA Kaget 11 Oktober 2024Kode Redeem FF Terbaru Jumat 11 Oktober 2024
Anak yang mengonsumsi ASI biasanya mendapat zat besi yang cukup, namun saat mulai mengonsumsi makanan padat, risiko kekurangan zat besi bisa meningkat jika asupan makanannya tidak seimbang.
Masalah ini sering tidak terdeteksi karena anemia defisiensi zat besi sering tidak menunjukkan gejala yang jelas di awal.
Menurut dr. Jatikusuma, zat besi tidak hanya penting untuk mencegah anemia, tapi juga berperan dalam perkembangan otak, meningkatkan kemampuan kognitif, konsentrasi, serta IQ anak.
Selain itu, zat besi juga mendukung sistem imun, memberikan energi untuk otot, dan membantu perkembangan motorik. Kekurangan zat besi juga bisa memicu risiko stunting.
Dalam salah satu unggahan viral, dr. Jatikusuma menceritakan pengalaman dengan seorang pasien balita berusia 2 tahun yang mengalami anemia.
Hemoglobinnya sangat rendah, hanya 8,7, padahal normalnya harus di atas 11.
Orang tua anak tersebut tidak menyadari kondisi ini karena sang anak tetap tampak aktif dan ceria.
Teh mungkin terlihat sebagai minuman yang aman, tetapi untuk balita, sebaiknya dihindari karena bisa mengganggu penyerapan zat besi yang penting bagi pertumbuhan mereka.
