JABAR EKSPRES – Di tengah maraknya cryptocurrency seperti Bitcoin, banyak platform yang menawarkan berbagai layanan, salah satunya adalah Aplikasi Grapix Ai. Platform ini mengklaim sebagai penyedia GPU untuk keperluan mining atau penambangan crypto.
Namun, banyak pengguna mulai mempertanyakan keabsahan platform ini, terutama terkait prediksi pendapatan yang tampak tidak realistis. Apakah Grapix AI hanya sebuah scam? Mari kita telaah lebih dalam.
Secara logis, jika sebuah platform menyediakan layanan penyewaan GPU, semestinya ia beroperasi seperti e-commerce lainnya. Pengguna bisa memilih GPU yang ingin disewa, kemudian membayar biaya sewa sesuai kesepakatan. Namun, ada hal yang membingungkan di sini.
Grapix AI memberikan prediksi bahwa setelah menyewa GPU dengan harga tertentu, pengguna dapat menghasilkan pendapatan pasti dalam kurun waktu 80 hari. Padahal, harga cryptocurrency seperti Bitcoin sangat fluktuatif.
Baca juga : Terbongkar! Aplikasi SAI AI Terbukti Scam, Nekat Masih Gencar Cari Member Baru dengan Seminar Peserta
Sebagai contoh, harga sewa GPU di Grapix AI dipatok sekitar Rp310.000, dengan janji penghasilan Rp1.736.000 dalam 80 hari. Hal ini menimbulkan pertanyaan karena harga Bitcoin dan cryptocurrency lainnya selalu naik turun sesuai dengan permintaan pasar.
Artinya, tidak ada jaminan bahwa setelah 80 hari pengguna akan mendapatkan pendapatan sesuai yang dijanjikan, apalagi jika nilai cryptocurrency anjlok. Secara realistis, prediksi penghasilan tetap dalam dunia crypto yang fluktuatif seperti ini sangat sulit diterima.
Banyak pengguna yang skeptis terhadap Grapix AI karena beberapa alasan. Salah satunya adalah prediksi penghasilan yang terlalu pasti. Dalam investasi cryptocurrency, tidak ada yang bisa memprediksi secara tepat berapa pendapatan yang akan diperoleh karena harga koin digital tersebut sangat bergejolak. Hal ini menjadi indikasi pertama bahwa Grapix AI berpotensi sebagai platform scam.
Indikasi lainnya adalah ketidakpastian pencairan dana. Jika sebuah platform mulai terlambat mencairkan dana lebih dari 72 jam (atau 3 hari), ini bisa menjadi tanda bahwa platform tersebut mengalami masalah likuiditas. Apabila keterlambatan terus berlanjut hingga lebih dari 4 hari, maka ini bisa menjadi sinyal kuat bahwa platform tersebut mulai tidak bisa membayar investornya.