JABAR EKSPRES – Aplikasi penghasil uang TXR Trading yang sempat populer kini diduga mengalami scam. Dugaan ini muncul setelah sejumlah member melaporkan kesulitan dalam melakukan penarikan dana atau Withdraw (WD).
Banyak pengguna yang mengeluhkan hal ini di media sosial, mengungkapkan bahwa uang yang ada di saldo aplikasi mereka tidak bisa ditarik.
Kejanggalan semakin jelas ketika para member mencoba bertanya kepada leader atau admin di grup komunikasi yang biasa digunakan. Alih-alih mendapat jawaban, para leader ini justru menghilang, bahkan ada yang keluar dari grup tanpa penjelasan.
Dugaan kuat muncul bahwa mereka telah mengetahui bahwa aplikasi ini adalah penipuan dan kabur sebelum para member menyadari sepenuhnya.
Baca juga : Aplikasi Investasi Cleanspark Resmi Scam dan Kabur dengan Dana Para Korban
Beberapa bukti lain semakin memperkuat dugaan scam ini. Di salah satu grup di Facebook yang dikelola oleh akun TXR Trading dari Sekadau, Kalimantan Barat, semua unggahan dan promosi terkait aplikasi ini tiba-tiba dihapus.
Padahal, sebelumnya grup tersebut sangat aktif dalam mengajak calon pengguna baru untuk bergabung. Langkah penghapusan ini menandakan bahwa pihak yang mengelola sudah memprediksi adanya masalah besar yang akan terjadi.
Para member kini mulai bersatu untuk menyusun rencana mengejar leader di berbagai daerah, sebab mereka merasa telah dirugikan. Uang yang ada di aplikasi tidak bisa diambil, meskipun saldo di akun masih menunjukkan angka yang signifikan.
Sebenarnya, kendala penarikan sudah pernah terjadi sebelumnya. Saat itu, meskipun terjadi keterlambatan, saldo akhirnya masuk ke rekening member, sehingga masalah tersebut cepat dilupakan. Namun, kali ini masalah tersebut tidak terselesaikan, menandakan bahwa TXR Trading telah mencapai titik akhir sebagai aplikasi Ponzi.
Skema Ponzi seperti TXR Trading memang selalu menggoda dengan janji keuntungan besar dalam waktu singkat. Namun, sebagaimana yang terjadi pada TXR Trading, skema ini pasti akan runtuh pada akhirnya. Sistem seperti ini memang sengaja dirancang untuk menguntungkan pihak-pihak di atas (leader), sementara member yang bergabung belakangan akan terkena dampaknya.